[PART 31]

28.3K 2K 518
                                    

PERHATIAN!!!
CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+

Happy reading

Happy reading☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👁👁

Terhitung dua bulan sejak Darga dinyatakan sembuh dan pulih, sepasang suami istri itu telah kembali menjalani hidupnya seperti biasa, dirumah kontrakan mereka.

"Jihan, ambilin gue handuk!"

Jihan yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka langsung berdecak jengkel, namun tetap menghampiri Darga dan menyodorkan handuk sesuai permintaannya.

"Makanya kalo mau mandi tuh jangan lupa dibawa handuknya!" omel Jihan saat Darga berjalan keluar dengan bertelanjang dada dan bagian pinggang kebawahnya tertutup handuk.

"Gue cuma minta handuk, bukan minta lo ngomel."

"Ih dibilangin juga! Kamu tuh--"

"Jangan marah-marah mulu. Anak lo bisa darah tinggi ntar, kalo nyokapnya kerjanya cuma ngomel terus." Jihan memejamkan kedua matanya, untuk sekedar menarik napas lalu menghembuskannya perlahan.

Tangannya bergerak mengusap perutnya yang sudah mulai semakin membuncit dari sebelumnya.

Astaga! Kenapa bisa kamu punya Papa macam dia, nak?

"Lo mau tetep berdiri disitu dan ngeliatin gue ganti baju, hm?"

Jihan yang melihat Darga yang hendak membuka lilitan handuknya langsung berbalik badan dan kembali kearah dapur.

Sedangkan Darga terkekeh lucu melihat Jihan yang bertingkah seperti anak gadis yang belum diperawani. Malu-malu kucing.

"Nih, sarapan kamu." Jihan menyodorkan semangkuk bubur pada Darga yang membuat kedua alis cowok itu menukik tajam, "bubur? Lo pikir gue lagi sakit?"

Jihan menghembuskan napas lelahnya, "didapur kita cuma ada nasi sama daging ayam ungkep Ga. Dan cuma ini yang bisa aku bikin buat sarapan kita. Karena kita belum beli stok bahan-bahan makanan."

Darga memijit pangkal hidungnya, saat-saat seperti inilah ia selalu mengumpati sang ayah--Javas karena telah membuat hidupnya benar-benar melarat dan sengsara.

Sialan! Kapan si tua bangka itu mati?!

Jihan berdehem pelan, "Ga, aku mau ngomong sama kamu."

Darga yang mulai menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya hanya mengangguk tanpa berniat menatap Jihan yang tengah berbicara, "ngomong aja. Gue denger."

DARGA : JERK DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang