{10} 💝

83 64 2
                                    


.

.

.

.

Di sebuah ruangan terdapat delapan pemuda yang sedang berkumpul. Beberapa diantara mereka terlihat sedang sibuk dengan ponsel masing-masing dan sebagian dari mereka juga terlihat sedang mengisap sepuntung rokok sehingga ruangan itu seketika penuh dengan asap dan bau dari rokok tersebut. Namun hal itu tak membuat ke delapan pemuda itu merasa risih sama sekali seperti kalau hal ini sudah dianggap biasa oleh mereka.

"Jadi gimana nih guys?" Sebuah suara membuat mereka semua menoleh ke arah pemuda dengan blasteran Korea-Australia tersebut.

"Gimana apanya?" Tanya Hyunjin yang kini memfokuskan pandangannya ke arah Felix yang barusan bertanya. Hendphone yang digunakannya tadi langsung dimasukkan kedalam saku celananya.

"Kalau orang itu berulah lagi gimana?"

Semua raut wajah mereka terlihat berpikir berbeda dengan Hyunjin yang langsung mengedikkan bahunya acuh.

"Gampang!, kan tinggal dilaporin polisi"

Plakk...

Hyunjin meringis saat merasakan rasa sakit di kepalanya akibat pukulan yang dilayangkan Bangchan tadi di kepalanya.

"Aisss apa sih?, sakit tau" semua temannya memandang jijik kearah Hyunjin yang saat ini tengah memonyongkan mulutnya dan memasang wajah seperti sedang kesakitan.

Apalagi Felix yang melihatnya hampir saja melayangkan sepatunya tepat diwajah Hyunjin namun Hyunjin lebih dulu berlari menghindari lemparan Felix.

"Eh tapi kemarin ada yang nelfon gue" ucap Hyunjin ketika dia mulai duduk kembali di tempatnya.

Semua temannya memandang Hyunjin dengan muka datarnya.

"Ya terus?, penting gitu kalau ada orang yang nelfon lo?, gue selalu dapat telfon dari cewek-cewek di sekolah tapi gak pernah tuh gue sombong pake segala ngasih tau orang" ucap Jeongin sambil melajutkan game online yang sedang dimainkannya dihandphone nya.

"Ck bukan itu maksud gue. Kemarin ada orang yang nelfon gue dan bilang kalau gue dan teman-teman gue gak akan bisa hidup tenang. Ya teman-teman gue yang dimaksud itu pasti kalian kan?, terus dia kayak aissss pokoknya ngancem gitu lah"

Bangchan, Felix, Chanbin, Jeongin, Dan Minho terlihat kaget mendengar penjelasan Hyunjin. Sedangkan yang lainnya nampak kelihatan sedang berpikir.

"Atau jangan-jangan dia ada hubungannya dengan orang yang nelfon lo itu, karna perasaan kita gak punya musuh deh"

Jisung berucap sambil mengusap rambutnya menggunakan tangan sebelah kanannya. Yang lain tanpak menimang-nimang perkataan Jisung tadi yang ada benarnya juga.

"Yaudah gue cabut dulu" pamit Hyunjin sambil berdiri dari duduknya. Semuanya mengangguk mengiyakan karna hari juga sudah sore dan waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka emeng anak geng dan bisa dikatakan mereka sebagai anak geng motor juga tapi bukan berarti mereka suka membuat onar di jalanan atau balapan liar dan lain sejenisnya. Mereka juga tau aturan dan mana yang baik dan mana yang benar.

.

.

.

.

Ryujin tanpak berjalan sendirian di jalanan menuju rumahnya. Niatnya sih tadi cuma mau jalan-jalan tapi mengingat motornya dipakai Hyunjin karna perjanjian mereka jadi Ryujin terpaksa jalan kaki. Apesnya lagi dia sedang sendirian sekarang menambah kesan jomblo setiap orang yang melihatnya. Samuel, Haechan, dan juga Jaemin lagi latihan basket di sekolah. Biasanya Ryujin emeng sering ngikut mereka hanya sekedar menemani dan duduk diam sambil menonton mereka yang lagi main basket. Tapi entah kenapa hari ini dia jadi males ikut sama mereka. Alhasil dia jadi gabut dan jalan sendirian sekarang.

Hate or love ||Hyunjin&Ryujin||✔Where stories live. Discover now