🧤17.5🔥

763 128 16
                                    

*Dabi POV*

Ah, sialan...

Aku tidak percaya apa yang dia katakan.

Perasaanku terbalas.

Perasaanku selama ini terbalas.

Sejak kecil aku menyukainya.

Awalnya aku menyangkal karena menganggapnya seperti adikku.

Tapi seiring waktu...aku melihatnya sebagai perempuan bukan sebagai adik.

Perempuan yang harus kulindungi seperti ibu.

Tidak beda perasaan kalau dengan ibu.

Ya memang aku ingin melindungi ibuku tapi rasanya berbeda...

Ah, sudahlah.

Aku membaringkannya lagi.

Takut debar jantungku yang tidak karuan terdengar.

"Touya?"

"Sebentar..."

Pasti muka merahku sudah dia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasti muka merahku sudah dia lihat.

Hah, payah sekali jika aku menghadapi ini.

"Kau istirahat saja, aku akan buatkan makanan hangat"

Ini hanya pengalihan.

Pengalihan yang tidak berguna.

Dia menahan tanganku. "Apa aku...merepotkan?"

"Tidak, tidak, yah...namanya manusia memang saling merepotkan"

"Jadi a--"

"Bagiku tidak", kuelus rambut halusnya. "Aku senang direpotkan olehmu, aku senang kau membutuhkanku karena aku juga...membutuhkanmu"

"Arigatou..."

Sial, aku tidak bisa menyembunyikan rasa senangku.

"Kau demam?"

"Ck, jangan lihat"

Ini karena kau tahu.

Aku meraih tangan kanannya dan mencium telapaknya.

Harus sekali tangannya.

Harum sabun dan parfum?

Seolah menyembunyikan sesuatu.

Apa ada yang kau sembunyikan [y/n]?

Memang tangannya selalu harum, tapi tidak pernah wanginya semenyengat ini.

Masa bodoh.

Dia pasti akan beritahu jika ada sesuatu.

Sekalipun ada yang dia sebunyikan aku pasti akan tahu itu dengan cepat.

🔥🧤🔥

*Reader POV*

Semoga detak jantungku tidak terdengar olehnya.

Semoga rencanaku tidak dibaca olehnya.

Semoga dia tidak meyadarinya.

Nasib baik aku bisa menahannya di sini lebih lama.

Aku menyembunyikan sesuatu darinya.

Sesuatu itu yang pasti akan sangat membuatnya kerepotan.

Aku tidak mau dia sampai tahu.

Apa yang kusembunyikan darinya adalah hal yang akan membuatnya kerepotan.

Sembunyikan.

Jangan sampai dia tahu.

Cukup satu orang yang tahu.

Cukuo Kurogiri-san yang tahu soal ini.

Touya maaf.

Bukan penyakit lamaku yang kambuh.

Ini bukan penyakit yang dulu.

Aku baru tahu saat penyakit ini kumat lagi.

Di kamar mandi dan di sini ada hukti yang kusembunyikan.

Aku kumat bukan karena pneumonia.

Tapi...

Penyakit yang jauh menyesakkan dari itu.

Dan membuatku memuntahkan hal yang menyesakkan itu.

Meski percuma karena tumbuh di dalm tubuhku.

Hanahaki.

Itu yang kuderita sekarang.

Aku belum tahu apa penyebabnya aku bisa terkena ini.

Kelopaknya hampir sama drngan darah warnanya.

Dan bunga lily.

Aku tidak tahu artinya.

Aku akan tanya Ujiko-sensei lain kali.

Maafkan aku Touya.

UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang