🧤1🔥

2.3K 361 34
                                    

*Reader POV*

Aku mulai tinggal di sini.

Bukan di lantai 2 bar markas mereka, melainkan gudang yang kusulap jadi kamar.

Kurogiri bilang jarang dipakai jadi boleh huat kamar.

Cukup luas untuk sebuh gudang.

"Tok! Tok! Ojouchan! Geh! Bunuh saja dia ini kesempatan!"

Aku tahu siapa ini.

Twice, dia bisa membelah dirinya atau membuat cloning dari benda lunak(?) Sampai ke quirk mereka.

"Ohayou gozaimasu", aku masih gugup rasanya.

"Dipanggil Tomura, hal penting katanya"

"Sou ka? Arigatou gozaimasu"

Apalagi sekarang.

Aku ke depan di mana bar menjadi tempat utama berkumpul.

"O-ohayou Tomura"

Dia hanya mengetuk meja panjang bar.

Apa aku disuruh duduk?

Aku mendekatinya, aku tidak berani duduk dulu.

"Duduk", suruhnya.

Aku harus hati-hati juga.

Duduk di sampingnya membuatku gugup.

Belum lagi depanku Kurogiri, belakangku Twice, dan yang menjaga pintu Mr.Compress.

Bagus sekali kan? Mana bisa kabur.

[Ah, kono onna desu ne]

Aku menoleh ke arah suara yang tiba-tiba muncul.

Di layar itu, ada seseorang di sana yang berbicara.

[Hajimemashite ne, {y/n}-kun], All for One.

Dugaanku begitu karena dengar desas desusnya.

"Ha-hajimemashite", aku menelan ludahku susah payah.

[Tidak perlu takut begitu, selamat datang ya aku sudah dengar semua dari Tomura-kun]

Eh, apa? Aku bergabung begitu?

[Mulai sekarang kau informan kami yang...ke berapa?]

"Memang informan kita ada berapa sensei?", Tomura berbicara di balik topeng tangannya.

[Fufu, maaf aku ini pelupa. Itu salam dariku, jika berkhianat kau tahu konsekuensinya kan?]

Mati.

Aku menelan ludahku yang kesekian kalinya mengingat hal jika itu terjadi aku akan jadi abu.

"Ha'i..."

[Fufu, villian e youkoso. Lepas ikatannya Tomura, kau tidak boleh memperlakukan seorang wanita seperti ini]

"Ha'i, sensei"

Suara itu tidak terdengar lagi dari layar.

Aku lupa bilang ya kalau aku diikat?

Ya, tubuhku diikat.mencegahku kabur dan bertindak hal lain.

"Pertama", katanya melepas ikatanku. "Alat komunikasi dilarang"

Ponselku dihancurkannya tanpa sisa.

"Kedua, kau hanya boleh mencari tahu informasi seputar hero dan villian lain yang merepotkan"

Aku mendengarkannya agak takut-takut.

"Ketiga, jika kau berkhianat atau memberitahu keberadaan kami artinya kau mati. Mengerti?"

Aku mengangguk pelan.

Semua aturan itu harus aku patuhi jika tidak nyawaku melayang.

"Apa kau punya keluarga atau hal semacam itu?", Kurogiri menayaiku.

"Keluarga ya...", aku tidak ingin ingat. "Jika masih ada...aku senang kabur kemari sayangnya sudah tidak ada, kalian tidak perlu khawatir"

"Begitu, hm"

Mereka sudah tidak ada, dibunuh di depanku oleh villian.

Apa aku menangis? Ya, tapi aku berterima kasih pada mereka.

Lucu kan? Lalu mereka meninggalkanku dan dikatai gila.

"Menurutmu siapa yang salah?"

"Eh?", Tomura menyetel televisi yang menampilkan berita hero.

"Hero ka? Villian ka?"

Mana yang salah? "Sama-sama salah menurutku"

"Huh?"

"Ehm, menurutku hero hanya melakukan tugasnya untuk terkenal saja. Belum lagi jika disorot kamera mereka akan berlagak sok"

"He, pemikiran bagus"

"Villian juga, mereka membunuh, membuat onar demi diri sendiri. Tapi pasti ada alasannya kan? Tidak ada bayi yang terlahir jahat di dunia ini"

Mereka semua diam.

Aku takut! Aku pasti menyinggung mereka!

Bodoh! [Y/n] bodoh!

Aku akan mati kali ini!

"Omoshiroi"

Tomura mengacak rambutku kasar sampai kepalaku ikut bergoyang.

Tidak marah ya?

"Kurogiri, sisanya jelaskan padanya"

"Kau mau ke mana?"

"Ada urusan"

Dia orang yang misterius ya?

Di sini aku mulai tinggal juga.
Rumah.

Akhirnya ada yang bisa kusebut rumah.

Meski bersama villian yang seharusnya dihindari bagi quirkless sepertiku.

Hanya kemampuan mencari informasi yang aku bisa tidak ada yang lain.

"Sarapan"

"Arigatou gozaimasu, Kurogiri"

"Tidak perlu gugup begitu"

Dibilang begitu mana bisa aku tidak gugup di kerumunan villian ini!

Ah, iya benar juga! Barang-barangku dihancurkan Tomura?

"Foto ini", Kurogiri memberiku foto yang kubingkai. "Aku simpan karena Shigaraki mau hancurkan juga tadi"

"Terima kasih, ini berharga untukku"

"Oh, siapa anak ini? Manisnya", Mr. Compress ikut nimbrung.

Aku menunjuk foto diriku yang berdiri di sebelah kanan anak laki-laki. "Ini aku dan ini teman masa kecilku, kami beda 4 tahun"

Aku jadi nostalgia.

"Suram amat anak ini", timpal Twice.

"Yah, karena perlakuan ayahnya terhadapnya"

"Di mana dia sekarang?"

"Dia...sudah tiada"

Dia pergi lebih dulu dari orang tuanya.

Itu salahku juga.

Aku yang membuatnya mati.

UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang