🧤24🔥

359 62 0
                                    

*Author POV*

Di suatu tempat di hutan.

Rumah yang bobrok :v

"Oi, si Dabi kenapa?", bisik Mr. Compress.

"Shiranai~ Tomura-kun mo", jawab Toga dengan malas.

"[Y/n] belum kembali juga"

"Kabur kali"

Tomura dan Dabi lebih banyak melamun kini.

Menatap keluar dengan pandangan kosong pilihan Dabi.

Tomura hanya melempar kerikil dengan ogah-ogahan.

Keduanya meratapi apa yang mereka buat pada perempuan yang mereka cintai.

Keadaan terakhirmu, hanahakimj kumat dan parah tertanam dalam dalam ingatan mereka.

Beserta kenangan yang sudah kalian lalui.

"Oi, oi! Aku kembali! Jangan berisik!", Twice baru masuk di suasana suram. "Hm? Mana [y/n]? Aku mau tanya beberapa hal padanya"

Yang ada di ruangan tersebut langsung menatap Twice.

Situasi tidak mendukung.

"Apa?", polos Twice.

"Ehem! Jin kawanku, bagaimana kalau--"

"Dia pergi", Dabi menyelat perkataan Mr. Compress dengan cepat. "Kau tidak akan menemukannya lagi"

Dabi berjalan meninggalkan markas sementara mereka itu.

"Kalau kau bertemu dengannya", Tomura menghancurkan batu yang digenggamnya. "Abaikan, anggap tidak melihatnya"

Mr. Compress menangkap kalau sebaiknya dia dan yang lain membiarkan Tomura sendirian lebih dulu.

Dia menarik Toga dan Twice keluar tempat tersebut.

"Ada apa?", bisik Twice. "Apa maksudnya wanita itu pergi?"

"Lebih baik kita beri ruang dulu pada mereka", jawab Mr. Compress. "Toga Himiko-chan, onegai ga aru"

"Wakaru yo~ aku juga ada sesuatu yang kutanyakan padanya", Toga merapatkan sweater yang dipakainya.

🧤🔥🧤

*

Reader POV*

Gelap.

Aku di mana?

Tuk.

Apa ini? Kaca?

Eh dare?

Siapa kepala nanas itu?

"Ara, ohayou~"

Aku tidak bisa bicara.

"Tunggu sebentar lagi ya, Yochi kapan selesai?"

"Sebentar lagi! Sabar saja 5 menit"

Apanya yang 5 menit?

"Lama sekali"

"Itu yang paling cepat, jangan mengeluh!"

"Hm? Doushita?"

Aku di mana? Bagaimana aku bisa di sini?

Kalian siapa?

Aku diculik? Masa iya ada yang mau culik aku?

Quirk saja tidak punya, rugi kalau menculikku.

Kalau pun aku dibunuh karenantidak berguna juga tidak apa.

Toh aku sudah dibuang.

Hah, dunia sudah membuangku.

"Eh, mau tidur lagi?"

"Hah? Masa mati? Aku beri dosis normal lho, aku keluarkan!"

Urusai, tada nemui da.

🧤🔥🧤

*Dabi POV*

Semakin aku ingin lupakan malah semakin ingat.

Sialan memang!

Apa ini keputusan yang tepat atau tidak...yang terpenting dia tidak dalam bahaya.

"Oi, muka staples"

"Nanda Shigaraki?"

"Memalukan"

"Hah?"

"Baik aku maupun kau...suka pada orang yang sama...tapi kita menunggalkannya"

"Ya, memang memalukan"

Kebodohan yang kami perbuat justru membuatnya semakin menderita.

Bukannya menyembuhkan makin memperparah.

Tapi kuharap dia baik-baik saja.

"Ini keputusan tepat muka tangan, lebih baik fokus ke tujuanmu"

Benar, ini keputusan yang tepat.

Baik untukku maupun untuk [y/n].

Lebih baik aku ke si ayam itu.

"Ini aku"

[Ada apa? Aku sibuk]

"Aku ingin bicara"

[Maaf ya, aku masih suka lubang ketimbang batangan]

Minta dibakar ini ayam. "Siapa juga yang homo, aku punya...lupakan"

Dia sudah bukan milikku lagi.

"Apa [y/n] ke tempatmu semalam?"

[Tidak, kenapa? Bukannya dia harusnya kembaki padamu?]

"Jangan bercanda"

Siapa lagi kalau bukan dia?

[Y/n] tidak punya kenalan lain.

Apa mungkin..."bisa tanyakan soal [y/n] ke heri no. 1?"

[Hm? Masa dia kenal?]

"Tunjukan saja fotonya ke dia vodoh!"

[Tunggu dulu...dia tidak bertemu denganmu? Atau yang lain? Dia belum pulang?]

Aku yang mengusirnya ayam, bukan belum pulang.

Sial! Sial! Sial!

"Temui aku di tempat biasa"

Aku punya firasat buruk!

UntouchableWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu