🧤25🔥

336 61 1
                                    

*Reader POV*

Aku terbangun di tempat asing.

Dan juga orang-orang asing.

"Yo! Bagaimana perasaanmu?"

Siapa mereka dan di mana aku saja aku tidak tahu.

Begitu bangun aku merasa kosong.

"Dia bingung sepertinya"

"Kuroro sudah kubilang lembut saja bawa dia!"

"Bossun aku membawanya dengan hati-hati"

Yang hitam itu orang? Kukira bayangan orang.

"Ano, dochira sama desu ka?", tanya dulu saja.

"Oi, Techno! Kau apakan dia?"

"Aku hanya menyembuhkannya saja!"

Kok malah bertengkar sendiri?

"Ttaku...omae no namae oboitte ka?"

"[Full Name] desu"

"Yosh! Ok! Akuntanya sekali lagi, bagaimana perasaanmu sekarang? Apa yang kau rasakan?"

"Ehm...ejtahlah, seperti ada yang kosong? Aku tidak tahu juga"

Aku kehilangan sesuatu sepertinya?

"Efeknya memang begitu Kagaya"

"Sokka, daijoubu dsrou na"

Mereka ini apa?

Sekelompok villian?

Aku tidak ingat apa yang terjadi sebelum aku di sini.

"Ne [y/n]"

Orang yang dipanggil Kagaya tadi menjatuhkan tas olahraga yang besar.

Isinya banyak sekali senjata.

Dari senjata api, senjata laras panjang, pedang, pisau, dll.

Untuk apa ini?

"Tunjukan kemampuanmu, sekalian kami belajar darimu kelemahan LOV"

"LOV?", apa itu?

Sepertinya pernah kudengar.

Apa itu lembaga?

Kelompok hero? Villian?

Aliansi keduanya dan membentuk kelompok antihero-villian?

"Apa itu LOV?", tanya saja lagi.

Kagaya yang sedari tadi menatapku riang berubah terkejut.

"Techno!"

"Yang ini jujur bukan aku yang melakukannya"

"Hah, gawat ini! Doctor!"

"Ha'i, wakarimashita Kagaya-sama"

Eh, kenapa?

Oh, iya di sini siang atau malam?

Terlalu gelap di sini, hanya ada lampu minyak di tengah-tengah.

Belum bayar listrik?

"Kau kenal anak ini?"

Foto siapa? Manisnya anak ini, masih SMA? "Anakmu?"

Aku hanya menebaknya saja.

"Kalau ini?"

"Pesulap?"

"Ini?"

"Hm...kadal raksasa?"

Memang mereka siapa?

Kumpulan orang aneh?

"Ini?"

"Spiderman hitam?"

"Hah, astaga semoga dua yang terakhir ini mengembalikan ingatannya", memang ingatanku kenapa Doctor? "Salah satu dari mereka, kau kenal dan sangat dekat dengan mereka. Terutama yang ini"

Dia menunjuk foto seseorang dengan luka bakar di rahang bawahnya.

Siapa memangnya?

"Dia temanmu dari kecil yang kau ketahui sudah mati"

"Teman masa kecil? Touya maksud-ukh!"

Kepalaku tiba-tiba pusing!

Dadaku sesak rasanya!

"Oh, sepertinya berhasil, kini dikenal dengan nama--"

"Dabi...pemimpin mereka Shigaraki Tomura"

Rasanya panas menyebut nama mereka.

"Aku akan beritahu semua yang kutahu tentang mereka pada kalian", amarah dan muak. "Sampai kelemahan mereka sekalipun.

"Hehe...hahaha! Oshiete yo [y/n]!"

🧤🔥🧤

*Author POV*

H

ari demi hari.

Tiada hari tanpa kau memegang senjata.

Dengan kelompok baru.

Bukan, penculikmu :v

Seperti pekerjaanmu biasanya.

Memberi informasi kepada mereka yang menginginkannya.

Menjual informasi terakurat.

"Oh, ya [y/n]! Aku lupa bilang!"

"Soal apa?"

Kagaya, pemimpin kelompok ini quirk nanti juga tahu :v. "Aku meminta Techno menanam racun tepat di jantungmu. Jika kau berkhianat pada kami maka bom kau akan mati"

Tatapanmu hanya datar, itu hal biasa yang kau dapat saat menjadi informan seaeorang.

Dan kebanyakan hanya ancaman kosong. "If you want to use me, i can be your puppet", bisikmu.

"Hehe, kau pikir aku cuma bicara omong kosong?

"Tidak, aku percaya"

"Sudah seharusnya kau begitu"

Ingatanmu masih blur tetang LOV, entah kenapa.

Tapi begitu 2 nama disebut, seolah darahmu naik ke kepala dan membuat dadamu serasa dihujam jarum.

"Itu mereka"

Manikmu menatap targetmu dengan datar dari atas gedung.

Kini tak ada yang kau rasakan sama sekali.

Hanya muak dan amarah.

Tidak ada lagi.

"Tidak perlu menguntit"

Api biru menyambar ketika pemuda pemilik quirk api biru itu berbalik.

Tidak ada siapapun.

Moncong dingin senapan menyentuh kepalanya.

"Aku menyuruhmu untuk terlibat lahi kan, [y/n]?"

"Menurutmu?"

Letusan pistol bergema di gang tersebut.

Tidak ada yang mati sayangnya :v

"[Y/n], apa-apaan ini?", kesal Shigaraki.

Shotgun menempel tepat di dadanya.

"Shigaraki, dia sudah bukan [y/n]", Dabi bangkit setelah terpental karena menghindari pistol. "Hanya seorang pengkhianat"

"Apa-apaan tatapanmu itu [y/n]? Sama sekali tidak cocok"

"Aku? Berkhianat? Sejak awal siapa yang mau berpihak padamu?"

Keduanya membelalak melihat wanita yang biasanya tersenyum manis kini menyeringai.

Dengan mata keputusasaan.

UntouchableWhere stories live. Discover now