🧤22🔥

433 83 3
                                    

*Author POV*

"Ya?"

Suatu tempat di Jepang.

Di kedalaman hutan gunung.

"Sudah kau temukan?"

"Gerak-geriknya tidak terlihat sejak penghancuran lab Ujiko"

"Dia menghilang tapi tidak mati"

"Kalau kau tahu kenapa tidak tunjukan? Tutup mata sialan"

"Aku hanya bisa merasakannya dengan rambut ini"

Sebuah gedung tinggi yang tampak megah.

Dihuni oleh sekelompok orang.

"Lacak dia terus sampai dapat, lalu bawa dia kemari"

"Wakatta"

Kegelapan adalah teman, semboyan kelompok ini.

"Dia akan berguna untuk mengalahkan LOV"

"Dan giliran kita yang menebar teror"

Sebuah rencana picik nan brilian menurut mereka untuk menguasai dunia.

Dengan rencana awal mengalahkan villian yang meneror Jepang saat ini.

"Anak domba tersesat, malang sekali ya"

Dengan memanfaatkan satu orang untuk memecah belah LOV.

Satu tindakan yang akan mengubah nasib LOV.

Di mansion Hawks.

Selama kondisimu belum pulih betul kau mengungsi kemari.

"Ayam payah, haha"

"Hah, sial!"

"Kau yang beli makan"

"Ya, ya, aku akna beli TFC"

"Bosan! Kau ini kanibal!"

"Aku~ tidak~ dengar! Lalalala!"

"Ayam brengsek!"

Selang-selang infus dan tranfusi masih tertancap di tanganmu.

"Aku seperti zombie", komenmu ketika bercermin.

Kau mendengkus dan bersandar pada sandaran bantal.

Psp, nitendo ada di meja dekatmu.

Diberikan Hawks, katanya biar kau tidak bosan.

Ponsel? Smartphone? Tidak ada.

Dirimu yang memintanya.

Daripada hancur lagi mending tidak usah, pikirmu saat ditawari Hqwks ponwel lamanya.

"Hei..."

"Tomura?"

Bosmu muncul dari lubang hitam.

Shigaraki menggaruk lehernya, di balik topeng tangannya pipinya merona.

"Apa dia sudah pergi?"

"Oh, uhn sudah"

"Aku ingin menjemputmu tapi..."

Manik merah di balik topengnya melihat selang-selang yang menancap padamu.

"Aku akan kembali saat sudah benar-benar pulih, katanya sih tunggu yang diberikan habis. Hm...ini yang ke berapa ya?", katamu.

Maniknya melebar, dengan langkah terburu-buru mengahmpirimu.

"Kau...kau akan baik-baik saja kan?"

Matamu mengerjap bingung. "Iya, aku akan baik-baik saja. Kenapa kau begitu khawatir?"

UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang