06

8.5K 1.1K 212
                                    

Hyunsuk menarik nafasnya berkali-kali membuat Jihoon yang berada di sebelahnya hanya bisa melirik Hyunsuk sebentar lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya.

Mereka sekarang sedang menuju rumah Hyunsuk karena semalam Jihoon lupa mengatakan pada sang mamah kalau dirinya akan datang bersama dengan kekasihnya.

Setelah obrolan mellow semalam, sekarang Jihoon menobatkan jika Hyunsuk adalah kekasihnya tidak peduli Hyunsuk suka atau tidak.

Tapi mereka harus memiliki hubungan agar Jihoon bisa punya alasan menenangkan Hyunsuk yang sedang terpuruk.

"Kamu gugup banget." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk menahan nafasnya dan menoleh kearah Jihoon yang masih fokus pada jalanan.

"Hun, aku takut beneran." Ucap Hyunsuk membuat Jihoon mengenggam tangan Hyunsuk yang dingin.

"Gapapa kak, ada aku." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk meringis.

Hyunsuk tahu kalau ayahnya pasti akan kecewa mengingat seluruh teman ayahnya tahu kalau Hyunsuk akan menikah dengan Byunggon.

Karena mereka sudah lama menjalin hubungan.

"Gimana kalo kerumah kamu dulu hun." Ucap Hyunsuk membuat Jihoon menatap Hyunsuk lekat.

Karena jalur rumah Jihoon dan Hyunsuk berbeda dan mereka sudah setengah jalan menuju rumah Hyunsuk.

"Ini udah setengah jalan." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk meringis ingin menangis.

Jihoon menatap Hyunsuk lekat lalu ikut menarik nafasnya panjang.

"Kak, kamu harus inget kalo kamu ga sendirian." Ucap Jihoon lagi membuat Hyunsuk menelan ludahnya pelan dan ikut menatap jalanan yang ada di hadapannya.

Hyunsuk sudah menyiapkan semua kalimat yang akan Hyunsuk katakan pada sang mamah nantinya walaupun Hyunsuk yakin jika jajaran kalimat yang sudah Hyunsuk persiapkan akan buyar kalau menatap sang ayah.

"Hun, gatau kenapa aku deg-deg an." Ucap Hyunsuk membuat Jihoon meraih tangan Hyunsuk dan mengusap nya pelan dan lembut.

"Kak... ada aku." Jawab Jihoon lagi dan lagi membuat Hyunsuk ingin menangis saat itu juga.

Beruntungnya Jihoon benar-benar menempatkan dirinya selalu di dekat Hyunsuk di saat Hyunsuk sedang mengalami gugup terparahnya semalam, Jihoon ada menemani Hyunsuk sampai tertidur.

Hyunsuk tidak terpikirkan kalau Jihoon lepas tangan, mungkin Hyunsuk akan gila.

"Hun.. aku udah kebayang seberapa marahnya ayah." Gumam Hyunsuk membuat Jihoon menarik nafasnya panjang.

"Iya kak.. tapi jangan terlalu di pikirin, bahkan kamu ga makan dari semalam terus tiba-tiba tidur karena cape nangis." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk menatap Jihoon lekat.

"Akunya khawatir kak." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk hanya bisa menatap Jihoon lekat tanpa bisa mengeluarkan suara sepatahkata pun.

Hyunsuk masih merasa beruntung karena orang itu Jihoon.

Hyunsuk tidak tahu kalau itu bukan Jihoon.

Mungkin dirinya akan stres sendiri dan menghadapi semuanya sendirian.

"Disini ?" Tanya Jihoon saat menatap rumah besar berwarna putih.

Hyunsuk menganggukan kepalanya membuat Jihoon berbelok dan langsung mendapati dua mobil yang memang mobil ayah dan mamah Hyunsuk disana.

Karena ini hari minggu kedua orang tua Hyunsuk libur bekerja jadi pasti keduanya ada dirumah dan sukses membuat Hyunsuk ingin pingsan saat itu juga.

Partner (Hoonsuk) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang