33

5.7K 775 64
                                    

Jihoon menatap layar ponselnya lekat dan duduk di meja makan dengan tenang membuat mamah Park kebingungan.

"Kenapa hun ?" Tanya Mamah membuat Jihoon mendongakkan kepalanya menatap mamah Park yang meletakkan piring berisi nasi.

Ini adalah hari ketiga Jihoon masuk dan besok adalah Hari terakhir Jihoon masuk kerja sebelum cuti.

"Mungkin ga sih mah kalo yang hamil Hyunsuk tapi yang ngidam aku ?" Tanya Jihoon membuat sang mamah menatap lekat anak bungsu nya.

"Mungkin aja sih." Jawab sang mamah membuat Jihoon menarik nafasnya panjang.

Semalam setelah tiba dirumah sudah rapih dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba Jihoon merasakan ingin sekali susu coklat.

Padahal Jihoon sendiri tidak suka susu dalam varian rasa apapun, jadi sang mamah tidak pernah punya stok susu untuk di minum.

Membuat Jihoon menahan rasa ingin itu.

Jihoon tidak mau memaksa minum sesuatu yang tidak pernah ia minum sejak dulu.

Takut perutnya tidak cocok yang ada malah diare.

"Mungkin ?" Tanya Jihoon tidak percaya dan Mamah Park menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap Jihoon lekat.

"Emang lagi mau apa ?" Tanya Mamah Park membuat Jihoon menatap lekat sang mamah yang sedang memberikan piring berisikan nasi pada Ayah Park.

"Hun kasih tau Hyunsuk jangan lupa buat periksa bulanan ya." Ucap Ayah Park tiba-tiba membuat Jihoon jadi menatap sang ayah lekat lalu menganggukkan kepalanya.

"Karena yang ngidam kamu takutnya Hyunsuk malah jadi jarang makan." Ucap Ayah Park lagi membuat Jihoon menganggukkan kepalanya mengerti.

Kalau di hitung-hitung besok kandungan Hyunsuk memasuki minggu ke dua belas jadi memang besok waktunya Hyunsuk memeriksakan kandungan nya.

Jihoon menarik nafasnya panjang.

Biasanya Jihoon bisa menanyakan pada Hyunsuk ingin pergi ke dokter bersama dengan siapa ?

Mamah Choi, Mamah Park atau Jihoon.

Tapi sekarang Hyunsuk pasti akan pergi dengan Mamah Choi karena Hyunsuk sedang tinggal dirumahnya sang mamah.

"Kamu ga ketemu Hyunsuk tapi masih suka nelpon kan Hun ?" Tanya Ayah Park membuat Jihoon menatap lekat sang ayah.

Sejujurnya baru semalam Jihoon dan Hyunsuk tidak saling menghubungi.

Jihoon terlalu lelah untuk pegang ponsel kemarin, karena kerjaan nya.

"Masih yah." Jawab Jihoon membuat sang ayah tersenyum menatap Jihoon lekat.

"Jangan sampe kalian lagi di pisah gini, malah ga ngasih kabar.. bikin Hyunsuk nya jadi ga yakin mau nikah sama kamu nantinya." Jelas Ayah Park membuat Jihoon menganggukkan kepalanya pelan.

"Tiap hari ngabarin kok yah, kadang kalo aku pulang kerja dia nlpon aku." Jelas Jihoon di balas anggukan kepala dari Ayah Park.

"Bagus begitu gapapa, jangan bener-bener ga ketemu ya hun, takut nya Hyunsuk malah kepikiran.. kasian dede di perut nya." Ucap Mamah Park membuat Jihoon tersenyum.

Biasanya Jihoon dan Hyunsuk memanggil bayi mereka baby tapi mamah park memanggil nya dedek malah terkesan lucu dan menggemaskan.

"Dedek.." gumam Jihoon sambil senyum-senyum membuat Mamah Park menatap Jihoon lekat.

"Jangan senyum-senyum sendiri kaya orang gila." Jihoon mendongakkan kepalanya menatap sang mamah.

"Aku manggil nya baby, tapi mamah manggil nya dedek, kaya nya lucu juga di panggil dedek." Mamah park menggelengkan kepalanya pelan.

Partner (Hoonsuk) (END)Where stories live. Discover now