07. Martabak Keju

1.3K 108 11
                                    

"Orang yang selalu menemani di awal tidak akan pernah sampai dengan kita hingga akhir."

-LUgU-






Kasih tahu kalau ada typo
Selamat membaca >< ♡












Langit tidak selamanya biru cerah, hujan juga akan mereda. Pelangi datang sekejap, begitu pun tentang bagaimana manusia itu sedih kemudian tertawa seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, bukan berarti kesusahan yang kamu dapatkan akan terus kamu rasakan.

"Gue betah di sini, gue males pulang ke rumah," celetuk Helana saat sarapan dengan kedua adiknya.

"Besok pulang atau gue usir," ketus Karna menatap Helana sinis.

"Saya pikir kalian berdua adalah rumah saya yang paling nyaman untuk pulang," lirih Helana.

Lintang mengernyit heran, "Ngelunjak banget."

"Saya ingin menghabiskan waktu bersama kalian sebelum saya dipindahkan ke Amerika, saya selalu dilihat salah dan tidak becus bekerja di sini. Padahal, saya ingin seperti kamu Lintang, tidak di bawah pengawasan ayah kalian."

Karna terkekeh pelan, "Untung ayah cerai sama bunda."

Lintang melempar tatapan tajam ke arah Karna yang lantas merunduk takut.

"Berapa hari lagi kakak mau berangkat ke Amerika?" Pertanyaan Lintang membuat Helana tersenyum getir.

"Tiga hari, dan setelah itu saya tidak akan kembali lagi ke sini." Karna menatatap iba karena ekspresi Helana yang berusaha menyemangati diri sendiri.

"Kakak bisa menolak permintaan ayah," saran Lintang yang dibalas gelengan kepala oleh Helana.

"Saya takut dijual di sini, sama seperti ibu, ayah menyiksanya tiap hari. Kalian menghina ibu saya seolah ayah kalian adalah malaikat, kan? Kalian belum pernah melihat sisi iblis orang itu."

"Anjirr, elo kalau ngomong yang bener! Mana mungkin ayah gue gitu!" Karna sangat tidak terima ayahnya disebut iblis yang jahat.

Lintang mengernyit heran, "Kalau pun bener bunda udah pilih keputusan yang tepat."

Helana terkekeh kecil, "Ibu saya adalah sahabat bunda kalian, ibu saya merasa kasihan dengan bunda kalian, itu sebabnya ibu saya mengantikan posisi bunda kalian. Kalian tahu? Sejak hari itu saya tidak ingin lagi menjalin pertemanan sekaligus hubungan pasangan hidup, menurut saya dua-duanya sama-sama merusak masa depan saya."

"Ngomong kasar aja enggak apa-apa lo nahan kebencian gitu kurang aesthetic," sahut Karna.

"Saya tidak bisa mengatakan anjir, bego, sialan, anjing seperti yang kamu ucapkan," kata Helana dengan enteng.

Karna mendengarnya sangat melongo, "Itu elo ngomong apa kalau enggak ngomong kasar!"

"Udah! Cepet sarapan, banyak drama pagi-pagi," tukas Lintang kembali fokus sarapan.

Setelah menghabiskan makanannya Karna bergegas pergi menggunakan motornya ke arah markas Aegross untuk bolos. Jika dia ke sekolah hari ini adalah Senin, sangat suram untuk tugas matematika dan upacara. Menurut Karna lebih baik menunggu ayam bertelur dibanding menghitung menggunakan rumus.

"Wah! Rafel, lo juga bolos?" Rafel terkesiap saat mendengar suara Karna yang masuk ke markas.

"Kar! Markas tadi berantakan banget, pas gue tanya anak Aegross enggak ada yang ngaku, katanya semalam mereka enggak ada yang masuk markas."

LUGU Where stories live. Discover now