13. Barongsai

692 65 6
                                    

"Hal paling menakutkan adalah saat wanita tengah datang bulan."

—lugu—

▪︎Selamat Datang dan Selamat Membaca▪︎

Tolong Saran dan kritikannya, kasih tahu kalau typo! ♡

























Hari ini diadakan ulangan mendadak, seluruh murid SMA Taruna Rajawali Bangsa sontak bergerombol menuju lapangan untuk mendapatkan kartu ujian. Ini sering terjadi saat sebentar lagi akan memasuki semester baru. Tujuannya untuk para guru agar tahu seberapa giat murid TRB belajar sungguh-sungguh atas materi yang dibahas berbulan-bulan lalu.

"Pak Oding, udah tahu kepalanya botak kena matahari jadi silau, enggak pake topi mulu," desis Rafel di sisi Mahen yang juga mengangguk setuju.

"Senin suram, mana gue belum belajar," keluh Adnovan.

Inti Aegross terpaksa mengikuti ulangan kali ini, aksi mereka untuk melarikan diri gagal karena Algevan yang sudah menyandang status sebagai ketua Osis yang baru dan Rainan sebagai wakilnya, jangan lupakan Karna yang dulu mencalonkan diri, tetapi malah menjadi sekretaris osis.

"Bacot, kepala gue mumet denger suara beban kayak kalian," sarkas Algevan yang mendapat tatapan sinis dari sahabatnya.

"Di mana Karna?" tanya Mahen yang peka jika sang ketua Aegross tidak ikut kumpul di lapangan.

Rafel berdeham singkat, "Muntaber katanya abis makan es krim kadaluarsa dari kesayangannya."

"Buset, kok bisa tuh raja playboy jadi super bucin, bukannya Karna enggak suka es krim, ya?" Perkataan Mahen tidak Rafel pedulikan lagi.

Rafel fokus mengedarkan pandangan ke segala arah, menghitung satu persatu anggota Aegross yang ikut ujian kali ini. Nathan pun tidak ada, dia sempat menoleh ke arah Rainan untuk meminta jawaban, sayangnya Rainan terlebih dahulu pergi memasuki ruang ujian setelah namanya dipanggil.

"Rafel, ada masalah apa?" tanya Algevan tampak khawatir saat Rafel sedikit kehilangan keseimbangan hampir jatuh.

"Gue minta izin beberapa hari ke depan enggak sekolah dan enggak ngurusin Aegross dulu kayaknya," terang Rafel yang membuat sebelah alis Algevan terangkat.

"Lo sakit?"

"Ya ampun, lo perhatian banget loh, tapi kenapa lo masih jomblo? Sayang banget padahal, banyak yang ngantri jadi pacar lo. Kalau gue cewek juga bakal gimana pun supaya dapetin lo," ucap Rafel dengan tingkah yang beda dari biasanya.

"Jangan lupa minum obat, biaya rumah sakit jiwa mahal," tukas Algevan yang hanya bisa membuat kedua sudut Rafel tertarik ke atas membentuk lengkungan kecil yang terpaksa.

"Buat makan besok gue masih bisa cari nanti, tapi buat kehilangan sahabat kayak kalian di mana lagi bisa gue cari?" Batin itu terdengar lembut di dalam hati Rafel.

Algevan merangkul Rafel untuk memasuki ruangan ujian yang sama, inti Aegross sering terpisah, tetapi kali ini keduanya berada dalam satu ruangan. Rafel masih sibuk memandangi jendela yang menyuguhkan pemandangan luar sekolahnya.

"Biaya sekolah di sini ternyata mahal setelah gue cari duit sendiri, rugi banget buat anak diluaran sana yang masih suka males belajar. Padahal, tinggal berangkat, dikasih jajan pula, terus pulang." Rafel terus membatin dengan kertas selembaran yang masih bersih tanpa coretan di atas mejanya.

"Rafel jangan ngelamun terus! Makanya kalau sarapan jangan pake nasi goreng terus, jadi kurang fokus," tegur pengawas yang ternyata sedari tadi melihat gerak-gerik Rafel yang terjaga dalam lamunannya.

LUGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang