Super doctor couple

4.9K 169 2
                                    

"APA?! KALIAN GILA YA?! NO HONEYMOON?" Ibu hamil tua itu mencak mencak sambil menarik dasi suaminya yang sedari tadi meringis tercekik.

"Fris, kami masih normal. kami gak gila." ujar rahman mulai gerah dengan kegilaan gaya bertanya friska.

"Oke gak gila, tapi bego." friska berujar masih dalam kesal.

"Gak gila friskaaa! Kami cuma berfikir kalau honeymoon bisa belakangan, tapi pasien kan mana bisa di nomor duakan" ujar Ariana santai, walaupun friska masih sebal.

"Sumpah deh ya lo bedua! Pasien itu gak ada habisnya. dokter pengganti ada kok! Kalian honeymoon gih. Jangan keras kepala! Gue kan pengen punya ponakan dari kalian" ujar friska disambut senyum dari aron. jujur walau dia kurang senang dengan kelakuan istrinya itu, tapi tetap saja, dia setuju dengan ceplas ceplosnya friska, istrinya. dua pasangan workaholic itu memang harus di perangkap dalam suatu pulau berdua saja biar tenang dan tahu rasanya jasi pengantin baru.

"Harus pake acara honeymoon apa biar bisa kasih lo ponakan?" Tanya rahman tajam dan sontak membuat riana dan aron menatap ngeri kearahnya.

"Man.." Baru saja riana mau protes, suaminya sudah mendesis memintanya berhenti memotong pembicaraan nya.

"Ya, gak juga sih" tiba tiba friska melemah. bingo! Dia kalah dari rahman, lalu melihat kekalahan itu dia mengambil teh miliknya lalu meminumnya sambil melirik istri tercintanya yang sedang menatapinya kebingungan.

Dari dulu, riana tahu kalau Rahman As-Syafiq itu adalah orang paling tidak peka diseluruh dunia akhirat. tapi kenapa dia peka sekali dengan kata kata friska kini? Oh, apa ini efek terlalu lama terkena angin eropa? Dia cuma bisa bertanya dalam kepalanya sendiri. dan oh,ayolah, perkataanya tadi! Kalau bukan karena tampan dan suaminya mungkin riana sudah berani memplester bibir suaminya itu.
-----------------------------------

"Sayang, ada jadwal operasi hari ini?" Tanya riana sepanjang perjalanannya di lorong rumah sakit dengan rahman menuju bagian kulit dan bedah plastik.

"Ada, honey. sekitar jam 10 nanti. operasi seperti biasa, burn." ucap rahman sambil tersenyum ke arah istrinya yang membuka jas snelli miliknya dan tinggal ia masukkan ke tubuhnya itu.

"Kamu akhir akhir ini selalu dapat pasien luka bakar sepertinya" ucap riana sambil tersenyum kecil.

"Ya, gak cuma di meja bedah aja, tapi di rumah ada juga yang main bakar bakaran" ucap rahman sambil melirik dengan tatapan menggoda ke arah riana. jujur saja, pesona riana menggunakan jilbab berwarna merah hari ini sungguh indah. dia makin cantik saja hari ke hari.

"Loh, siapa?" Riana ternyata juga buta kode.

"Iya, bakar api cinta ku agar selalu on fire dalam mencintai kamu" ucap rahman yang langsungfvdiledek oleh istrinya. dengan spontan, melihat riana yang begitu menggemaskan, pria itu menarik istrinya kedalam pelukannya. mereka terdiam cukup lama, tapi masih saling tersenyum dalam pelukan.

"Oh, kamu sering berlibur ke paris ya selama di eropa?" Riana menuduh seenaknya masih dalam pelukan rahman. menghirup dalam dalam wangi parfum suaminya yang begitu menenangkan.

"Nggak sering, baru 3 kali kok. kenapa sayang?" Riana lalu mulai menadah ke atas, menatap mata suaminya sedikit.

"Karena setahuku kota cinta itu paris, bukan berlin. lalu kenapa kamu yang dulu waktu SMA cuek bebek, sekarang pintar gombal" ucap riana mulai mengelus punggung suaminya sayang.

"Bukan berlin atau paris, tapi kamu, sugar." ucapan itu meluncur begitu saja dari bibir merah muda rahman. oke, laki laki ini benar benar membuat riana serasa lumpuh.

"Okay, jadi.. hm.. sugar.. berhenti buat perasaan aku aneh gini deh sayang." Rahman melepaskan pelukan, lalu menggenggam tangan istri mungilnya itu.

"Aneh gimana, sugar? Now tell me" ia menatap mata istrinya yang kini justu menatap ke lantai, bagaikan mencari uang koin.

Tak ingin menahan rasa lebih lama, riana menghempaskan tubuhnya, lalu menatap mata pria kesayangannya itu.

"Rasanya meleleh, sayang. femur, tibia, fibula ku rasanya hilang semua!" Regek riana membuat rahman gemas. pria itu mengelus kepala istrinya pelan, lalu menciumi dahinya dan memeluknya lagi.

"You are the sweetest sugar i ever taste." okay. laki laki itu gila. dia menggoda wanita itu sejak tadi tanpa perasaan bersalah.

"Doc, i told you something before" ucap riana sambil meletakkan kedua telapak tangannya di pipi suaminya.

"I know. i can hear that" jawab rahman yang menatap istinya makin dalam. meleka terlihat sangat serasi, walaupun rasanya riana terlalu mungil.

"Aku kan udah bilang sayang, sugar itu terlalu sweet buat aku" lalu sekarang gantian rahman yang meletakkan tangannya di pipi riana.

"Aku gak akan berhenti manggil kamu itu." ucapnya, lalu mencium bibir istrinya, di rumah sakit. diulangi sekali lagi, rumah sakit.

"Oke aku mau operasi nih sayang, daaah!" Tiba tiba sesudah seenaknya kiss attack, dokter itu malah lari sambil tertawa melihat tingkah istrinya itu.

"Dokter rahmaaaaaaaannnnn!!!!!" Teriak riana sambil berangsur angsur tersenyum dan menatapi punggung suaminya yang makin lama makin menghilang itu. rahman. penantian panjang yang indah.

-----------------------------------
"Selamat siang , bu. ada yangg bisa saya bantu?" Riana menatap ramah dengan senyuman manis ke arah pasiennya.

Sepasang suami istri itu duduk di hadapan dokter riana, dan di antara mereka ada seorang remaja perempuan berusia sekitar 13 tahun. gadis itu tampak normal normal saja. tapi dari jauh riana bisa mengetahui bahwa kulit gadis itu tipis. Dari kulit wajahnya. karena anak itu menggunakan pakaian yang betul betul tertutup, dan hanya wajah dan rambutnya yang tampak.

"Dok, anak saya ini sering mengalami luka bakar. padahal untuk memegang kompor dan memasak sendiri saja saya tak pernah izinkan. ada apa ya dok?" Dokter riana segera menatap ke arah gadis itu, lalu bertanya kembali.

"Ini sudah terjadi berapa lama ibu?" Wanita itu melirik suaminya, seakan bertanya.

"Sejak Gladys umur 3 tahun dokter" ucap ibu itu khawatir. riana tersenyum menenangkan, lalu menatap gadis itu.

"Gladys, ikut dokter ke meja periksa yuk" ajak riana ramah, dan gladys mengikutinya. riana membuka kardigan yang di pakai gladys, lalu memperhatikannya baik baik. memang ia merasa tak beres. gejalanya seperti... ah, ia harus mencari analisa yang tepat dulu.

Riana menyalakan senter dan menerawang ke dalam mata gadis itu. baiklah, kini ia tahu apa yang terjadi. Ia sejujurnya kaget. ini sungguh sangat langka.

"Ayo gladys, kita kembali" ucap riana, lalu gadis itu segera kembali kepada orangtuanya.

"Bagaimana dok?" Tanya ayah gladys khawatir.

"Begini, bu, pak, putri bapak ibu menurut diagnosa saya mengalami penyakit xeroderma pigmentosum. Sinar uv yang terkandung dalam sinar matahari menyebabkan mutasi kepada sel tubuh, menyebabkan kerusakan DNA dan dapat diperbaiki oleh enzim tertentu. namun pada penderita XP, enzim ini diproduksi dalam tingkat kadar yang sangat rendah, sehigga membuat mereka rentan luka bakar akibat uv, mengalami photosensitivity, kelainan pigmen dan bahkan dengan mudah terkena kanker kulit. kita harus menanganinya segera, pak, bu"
Dokter riana memandang tenang kepada keluarga itu.

--------------------------------------
Asaalamualaikum guys!!! Back with SMLD!! Ayoo mana comment nya? T Shirtnya mau gak nih? Isinya quotes quotes bagus dari SMLD loh! Ayooo buruaaann!!! Ditunggu vote dan commentnya yaaa!

Barakallah,

Sarah udayana

she's my love doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang