Ramadhan 2

3.2K 139 7
                                    

Riana terus berjalan dan tetap mengabaikan pria yang sedari tadi selalu ingin tahu dan mengorek dalam dalam masa lalunya itu. Ia menggenggam gelas styrofoam berisi lemon tea lengkap dengan es batu dan potongan lemon kekuningan. Ia benar benar kehilangan selera untuk hidup hari ini karena kemarin ada tamu yang tak diundang, Habibie.

"Kamu kenapa sih gak pernah cerita?" Dari belakang, pria itu tetap mengejar meminta kejelasan yang ditahan oleh riana. Kaki wanita itu terus saja melaju, bukan ingin durhaka pada suami atau apalah, tapi ia malas terikat dalam masa lalu yang seperti benalu.

Si penngejar itu tampaknya mulai penat. "Ri, aku ngomong loh" tangan besarnya itu menggenggam pergelangan tangan riana dan membuat wanita itu terhenti paksa. Dengan wajah malas riana berbalik, lalu tersenyum seperti orang yang baru minum vodka 6 botol. Tanpa bisa di duga, wanita itu hanya mencium pipi suaminya lalu tersenyum ala orang mabuk dan berlalu lagi.

Apa ini semua karena lemon tea?

Rahman segera menyadarkan diri dari lamunannya, lalu menghentikan langgkah istrinya itu lagi. Kali ini tatapannya seperti preman yang ingin membegal.

"Apa?" Riana yang merasa mendapat tatapan menuntut malah bertanya.

"Aku tadi itu nanya, bukan minta dikasih morning kiss! Kamu kenapa sih? Susah banget cerita?" Oke, ini memang berbeda dari rahman biasanya. Mana ada rahman as-syafiq sepeduli itu dengan lingkungan? Bahkan saat adam mengganggu hidup mereka, rahman yang bilang pada riana kalau masa lalu bukanlah bagian dari hubungan mereka. Terus sekarang?

Riana mendengus cuek. "Jadi gak mau dicium? Ya udah, sini aku hapus" wanita itu melonggarkan snellinya hingga telapak tangan, lalu mengarahkannya ke pipi yang tadi menjadi landasan pendaratan bibirnya. Tapi belum sempat itu terjadi, tangannya kembali ditahan. Riana memutar matanya menghadap rahman.

"Ayo, jaim.. Bilang aja mau" riana memutar arahnya, lalu berjalan kembali. Rahman hanya mengerutkan kening sambil mengikuti langkahnya.

"Kamu ini, jangan hobi mengalihkan pembicaraan dong. Kalo suami nanya, istri jawab. Kamu mau aku gak ridho sama kamu?" Rahman mengucapkan kalimat terakhir sambil merasa menang seiring masuknya kedua tangannya ke dalam kantung jas snellinya. Ya, ditambah lagi langkah kaki riana yang berhenti.

Kenapa sifat mereka jadi tertukar begini? Rahman manja, riana cuek.

Apa yang terjadi?

"Sugar, tell me what's happen? Siapa habibie" rahman menatap mata riana sungguh sungguh sambil menggenggam tangan nya.

"Dia pernah ngelamar aku dulu, waktu aku masih kuliah, rahman. Sampai situ aja. Aku tolak, tapi dia masih nggak terima atas penolakanku" riana mendadak menjawab dengan santainya. Loh, ngomong begini aja susah amat.

"Jawab begini aja aku harus ngejar kamu berapa kali, sugar?" Rahman menarik tubuh riana masuk ke dalam pelukannya. Sedikit terhempas, namun riana juga membutuhkan ini.

"Gak selamanya mudah untuk membuka sebuah album kan, sayang?" Rahman mengelus kepala istrinya.

"Iya, maafin aku ya, terlalu ingin tau" rahman menatar mata istrinya setelah menarik sedikit badan riana menjauh.

" no, kamu berhak tau kok.." Ucapan riana terhenti ketika matanya mengarah ke sesuatu. Ia meninggalkan rahman yang masih menunggu kelanjutan perkataannya. Riana mendekati ruangan itu.

Dan saat rahman ikut berbalik, rahman menangis terisak isak. Loh, kenapa ini?
----------------------------------
Assalamualaikum
Hai SMLD lovers! Apa kabar? Semuga selalu dalam berkah Allah yaaa... Ammiinn

Maaf nih, updatenya dikit banget, karena udah kelas 3, jadi diusahain frekuensinya sering tapi kuantitas nya dikit dikit aja gapapa yaa hehehe

Jangan lupa vote dan comment yaaa teman teman!

Tetap tunggu info tentang buku cetak She's My Love Doctor yaaa..

Barakallah,
Sarah udayana

she's my love doctorWhere stories live. Discover now