Ramadhan

3.9K 146 10
                                    

Riana sedari tadi hanya berdiri sambil tersenyum sumbringah menatap jadwal imsakiyah yang ia dapat dari rumah sakit. Wanita itu langsung melangkahkan kakinya ke suatu tempat.

Tangan lentiknya mendorong pintu kaca itu, lalu didapatinya antrian pasien dan seorang perawat disana.
Perawat itu menyuguhkan senyum kepada riana dan tak lama dibalas manis oleh wanita itu.

"Assalamualaikum dok, ada yang bisa saya bantu?" Ujar perawat pria itu sopan. riana masih tersenyum lalu celingak celinguk ke dalam. Setelah tak berhasil melihat apa yang ia mau, riana menoleh lagi kepada perawat tersebut.

"Waalaikumsalam, hendri, dokter rahman mana?" Riana bertanya dengan malu malu seperti anak muda yang mencoba menanyai kabar orang yang ia sukai.

Hendri hanya tersenyum penuh arti.
"Ada di dalam kok,dok. tapi 30 menit lagi mau operasi, jadi kalo mau temui sekarang aja dok" saran hendri langsung dibalas anggukan oleh riana, lalu dengan cepat ia melesat masuk ke ruang praktek suaminya.

Rahman yang sedang berkutat dengan Al-Qur'an itu sadar akan kehadiran orang yang tak biasa. ia segera mengakhiri tadarusnya, lalu mengarahkan pandangan kepada istrinya yang masuk tanpa aba aba itu.

"Ami, masuknya kok seperti anak kecil sih?" Pertanyaan lembut rahman membuat riana nyengir sendiri. wanita itu mengulurkan tangannya dan mengambil tanga suaminya, lalu mencium tangan itu dan memberi kecupan singkat di pipi rahman.

"Assalamualaikum,abi. maaf, habis tadinya ami gak mau ganggu abi tadarus" wanita itu cengengesan sebentar, namun sesudahnya ia terlihat menyesal. rahman tersenyum dan mengusap puncak kepala istrinya itu dengan sayang. ia menangkup pipi riana lalu mencium dahi wanita halalnya itu.

"Waalaikumsalam, sugar. iya gak papa kok. kenapa nih, ami kesini siang begini? Tumben sekali... Kangen ya?" Rahman mengeluarkan godaan yang membuat riana gemas. pede sekali suaminya itu. padahal sejujurnya hatinya berkata iya, benar, tepat! Aku merindukanmu, Rahman!

Riana menatap suaminya, lalu menunduk malu,

"gak perlu ditanya kan? I miss you every single day" jawaban riana itu membuat rahman salah tingkah sendiri. astaga istrinya itu, kenapa jadi sangat manis begini?

"Come here give me a hug" rahman membuka tangannya lalu disambut riana yang memeluknya hangat.

"Abi, besok puasa loh. Seperti biasanya, abi mau ami masakin apa untuk sahur?" Rahman tersenyum. rupanya kedatangan istrinya yang manis itu kesini adalah untuk menanyakan menu sahur pertama? Ya ampun, sungguh tak terduga.

"Apa yang menurut Ami enak aja. pokoknya apapun yang mau ami buatin, abi pasti suka" fly high to the moon and back. riana serasa diombang ambing kebahagiaan.

"Abi, dari tahun pertama kita jadi suami istri, sampai sekarang udah tahun ke-5, setiap ami nanyain mau sahur ato buka pake apa, jawabannya pasti gitu deh." Riana mengerucutkan bibirnya, membuat rahman tertawa gemas.

"Ya memang gitu seharusnya sayang, karena aku tahu semua masakan kamu pasti enak!" Rahman mengacungkan jempolnya, membuat riana merasa tersanjung sekaligus malu dengan kelakuan bocah yang dilakukan suaminya.

"Oke deh abi sayang, ami buatin sesuatu yang spesial deh pokoknya!" Ujar wanita itu lalu mencium pipi kiri suaminya sekilas. rahman tersenyum saat melihat riana melangkah kaki hampir keluar ruangan itu.

"Em, sugar.." Ucapan rahman menghentikan langkah riana sehingga gadis itu menatap kearahnya.

"Iya kenapa sayang?" Riana berjalan ke arah suaminya lagi dengan senyum, sambil menunggu rahman yang berjalan pula ke arahnya. ia mengelus lengan suaminya yang masih terasa kekar walau terbungkus jas sneli nya itu.

she's my love doctorWhere stories live. Discover now