the past 3

3.6K 143 0
                                    

"oke gue mau, tapi dengan satu syarat, lo harus bilang juga. secara sejak putus sama adam, lo belum pernah bilang lo sukaa sama siapa. ayo jujur!" ucap friska dan disetujui oleh riana.

"tapi bilangnya barengan yaa... oke.. satu, dua, tiga !"
--------------------------

riana dan friska saling bertatapan, namun dengan perasaan penasaran itu justru mereka menjadi ingin cepat cepat mengucapkannya.

"rahman"

"rahman"

suara mereka saling terdengar bersahutan. mereka saling menatap satu sama lain, seakan tak percaya.

"f..friska? ha... hanii? apa yang kalian ucapkan tadi? a.. aku gak ngerti" tiba tiba rahman datang dengan wajah yang tak percaya.

"rahman.. tolong, maaf aku ngomong seperti itu dan seharusnya aku salah untuk ngasih perasaan lebih ke kamu.. tapi jujur aku gak punya maksud apa apa rahman. aku gak pengen jadii pacar mu. aku hanya ingin kalaupun itu akan terjadi bukan saat ini. aku... aku mohon rahman, jangan akhiri persahabatan kita hanya karena ini rahman, aku mohon.."

riana sudah mulai serak, matanya mulai berkaca kaca membuat rahman menunduk penuh penyesalan.

"persahabatan ini gak akan pernah berakhir kok, hani. aku hanya tak ingin menjadi sumber dosa dua orang perempuan yang aku sayangi ini. lebih baik kita agak menjauh." lalu rahman berlalu dihadapan dua gadis itu dan diiringi tangis riana yang pecah. riana dan friska saling berpelukan.
"maafin aku, ri..." gumam rahman kecil dan menahan sesak yang tertohok di dadanya.

------------------
-ariana's POV-
"lah, ngapain kamu ke sini? bukannya kuliah ya?" sebenarnya aku berbohong. dalam hati justru aku bilang, ngapain si kurang ajar ini balik lagi ke sini? cukup kemarin aku dan rahman menjauh, dan kami tidak seperti dulu lagi. cukup sekali. itu lebih dari cukup untuk membuat rahman tak kunjung keluar dari kepala ku. dia betul betul bayangan yang selalu ada saat aku mengedipkan mata, memejamkan mata, atau mulai dalam lelapku. apakah aku benar benar sudah jatuh cinta pada dia? aku betul betul tak tahu. rahman betul betul membuat kepalaku penuh dengannya. dia membuatku tahu bahwa cinta tak perlu menginginkan yang lebih. bahkan aku juga tidak ingin berpacaran dengan Rahman. jikalau aku dan dia jodoh, biarlah itu akan bertemu nanti, saat waktu nya telah tiba. mungkin nanti, kalau tuhan memang menghendaki.

kembali dengan laki laki yang ada di hadapanku saat ini.saat kejadian mengerikan tentangnya aku tak tau dari mana celah kata maaf itu mampu aku keluarkan. dia lah yang menghapus namanya di hatiku sendiri. dia yang melakukan semua itu. bukan aku. dan kini dia kembali dengan kesan tak bersalah. apa perlu ku tanya apa yang dia inginkan? ini semua sangat buang buang waktu. lelaki seperti dia layaknya tak bersamaku lagi. banyak wanita lain jika dia hanya ingin singgah kan? bukan malah tinggal? dia hancurkan aku. Rahman yang menyatukan serpihanku hingga utuh lagi. lalu dia datang kembali untuk mengambilku dan membuatku retak berkeping lagi. benarkah?

"A.. aku... aku mi.. aku minta maaf ri" berani sekali laki laki somplak ini minta maaf di depanku. satu hal yang paling aku benci, yaitu ingkar janji. aku mempercayai janjinya waktu itu walau tak juga ku harapkan dia agar bisa kembali kepadaku, tapi yang ku pegang teguh adalah janjinya. namun dia ingkar. Ia mendekati wanita lain saat hati ku sungguh masih mengharapkan dia. namun kini, maaf saja, pintu itu hanya terbuka untuk rahman. there's no place to back home, Adam.

she's my love doctorWhere stories live. Discover now