Ini murmur, atau deg degan?

4.6K 155 3
                                    

Tok tok tok...

Rahman mengalihkan pandangan ke asal suara.

"Ya, masuk!" Ujarnya lalu kembali memusatkan perhatian pada bayi cantik dalam box bayi itu.

"Assalamualaikum dokter" kepala cello menyembul dari balik pintu, diikuti kepala azizi, azizah, dan danar paling bawah secara berurutan.

"Ngapain kalian seperti itu? Ayo masuk saja" riana tiba tiba menampik. ini jam istirahat siang setelah beberapa hari riana aktif kembali menjalani profesinya sebagai dokter. dengan sedikit berlama lama cello memberanikan diri menjadi yang paling depan untuk masuk, memegang sebuket bunga ditangannya, lalu dibelakangnya ada azizi yang membawa satu keranjang berisi buah yang sama dengan warna jilbabnya,merah muda. Dan dibelakangnya lagi ada azizah yang memegang sebuah tempat tidur bayi berwarna benhur, senada dengan warna biru tua jilbabnya.

Riana hanya menatapi dengan senyum bahagia.

"Ini dokter, buat adeknya sama buat dokter" azizah memberikan hadiah itu ke arah riana dan diterima dengan senang oleh rahman dan riana..

"Aduh, saya berterimakasih sekali loh, cello, azizi, azizah, danar. jadi repot repot begini" ujar riana lembut, lalu dello segera menampik.

"Ah, nggak kok dokter. adik ini kan keluaega besar flynn, jadi kami ikut bahagia." riana membalas dengan senyum senang.

"Sekali lagi terimakasih ya. oh ya, sesudah makan siang, saya mau kalian semua koas stase kulit gerkumpul di ruang diskusi dokter ya. kita akan diskusi masalah penanganan burn" ujar riana, lalu diiyakan cepat oleh seluruh anggota koas itu.

"Oh ya, cello, kamu ada liat Alexa?" Riana celingak celinguk, mengabsen keberadaan adiknya di antara mereka.

"Maaf dok, tidak. tadi terakhir ketemu pagi pagi di dekat UGD dok" cello menjawab santai. riana hanya mengangguk.

"Ya sudah, inikan jam makan siang, gimana kalau kita makan dahulu? Azizah, danar, saya boleh minta tolong antarkan lyde ke tempat penitipan anak?" Ujar rahman sambil mendorong box bayi itu.

"Wah pasti bisa dong, dok!" Danar dengan cepat mengambil alih posisi rahman mendorong keranjang bayi itu.

"Ya sudah, sekarang kami permisi dulu ya dok" cello meminta izin. anggukan dari rahman dan riana pun ia terima.
-----------------------
Waktu makan siang berakhir. kedisiplinan yang tercipta di flynn hospital memang terjaga, dan dijaga jelas, oleh para tenaga medis yang melayani dengan sepenuh hati. azizah, azizi, danar, dan cello telah duduk rapi dalam ruangan, tak lama kemudian dokter riana dan suster friska masuk ke dalam ruangan.

"Good day, co-ass, udah pada kenyang kan? Nah ayo segera saja kita mulai. tapi sebelumnya saya absen dulu. tolong dijawab ketika saya sebut namanya. Azizah Jusuf?"

"Saya dok" ujar azizah ramah.

"Azizi jusuf?" Ujar riana lagi.

"Saya dokter" azizi sedikit mengangkat tangannya saar namanya disebut.

"Ibnu Danar Al-Khawarizmi?" Riana kembali mengabsen.

"Hadir dokter" jawab singkat danar sembari memberi senyum bahagianya.

"Alexa Deuxana?" Tanya riana sambil masih menatap papan absen koas.

...
...
...

Hening.. yang memiliki nama alexa deuxana tidak ada. eh? Sejak kapan ada keterlambatan di flynn hospital? Ini memalukan.

Ariana menaikkan kepalanya, mencari anak yang biasa dipanggil ale itu.

"Azizi, azizah, kalian tahu kemana alexa?" Tanya riana, lalu disambut gelengan serentak dari si kembar.

she's my love doctorUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum