Chapter 36

10.5K 1.7K 55
                                    

Berikan aku vote sebagai pertanda kamu mendukung ceritaku, bantu aku share ke temen-temen lainnya ya, sehingga aku bisa lebih mengembangkan cerita ini menjadi cerita yang seru dan pastinya buat gregetan dong... Aku kn bisa lebih semangat lgi kalau pembacaku makin banyak dan makin cinta dengan cerita ini... Jadi jangan lupa berikan aku vote, komentar, dan share ya... Terima kasih para readers. ❤️

Di istana Gyeongbokgung, sang kaisar yang saat itu tengah berdiri di gazebo istana di datangi oleh sang kasim. Sang kaisar pun menyadarinya. "Ada apa kau berjalan begitu terburu-buru?" tanya kaisar. Sang kasim memberikan hormat menunduk, "Maaf yang mulia, hamba hanya ingin menyampaikan pesan bahwa kita kedatangan kaisar Wu dari kerajaan Changdeok."

Seketika kaisar Yi merasa kaget, ia bertanya-tanya di dalam hatinya, ada apa sang kaisar Wu mendatangi dirinya ke istana secara personal? Dengan segera kaisar Yi pun menuju ruang aula, tempat di sambutnya kaisar Wu. Sesampainya kaisar di aula, kasim pun berteriak "Kaisar telah tiba!"

Semua orang tadinya duduk, kini berdiri dan memberikan hormat tanpa terkecuali kaisar Wu yang masih duduk dengan berwibawa.
Kaisar Yi pun duduk diatas singgasananya, dan mulai menyuruh menjamu kaisar Wu. Tetapi disini kaisar Wu menolaknya, dia datang tidak ingin berbasa-basi, dia datang hanya ingin langsung keintinya.

"Kaisar Yi, sudah lama bukan kita tidak berjumpa?" senyumnya yang terkesan dipaksakan.
Kaisar Yi hanya terdiam dengan wajah datarnya, lalu berkata "Ada apa kaisar Wu jauh-jauh datang secara personal ke istanaku, apakah sedang ada perlu?" tanya kaisar kembali.

Kaisar Wu pun tertawa lalu berdiri dengan tangan yang disilangkan kebelakang punggungnya. "Haha... Kaisar Yi, seharusnya kau tahu bukan tujuan ku untuk datang kesini?" tanya balik kaisar Wu yang hanya direspon kediaman kaisar Yi. "Hem baiklah sepertinya harus aku jelaskan, kau sudah tau bukan, adik ku terbunuh di perbatasan, dan aku sudah mengetahuinya siapa dibalik ini semua pelakunya. Sepertinya hukuman pelajaran yang kuberikan waktu dulu, masih kurang ya padamu, atau kau kurang jera dengan pembalasanku itu kaisar Yi yang terhormat?!" seketika perkataan kaisar Wu membuat kaisar Yi bangkit berdiri,"KAU!" teriak kaisar Yi. Semua orang pun yang hadir langsung tertunduk tertegun, kaisar Wu pun tertawa hambar. "Langsung ke intinya kaisar Yi, selama ini aku diam, dan selama ini sepertinya pembalasanku masih kurang untukmu, jadi dengan ini aku menyatakan perang melawanmu kaisar Yi!" sambil menatap tajam kaisar Yi. "Lancang!" teriak kasim, tetapi dihentikan oleh tangan kaisar. "Apakah kau sudah puasa dengan amarahmu kaisar Wu, jika kau menyatakan perang maka aku akan datang melawanmu!" serang balik kaisar Yi. "Baiklah ini adalah perang antar kerajaan besar yang juga akan menjadi sejarah terbesar, aku yakinkan kau akan menjadi kaisar terburuk!" tukas kaisar Wu yang langsung berlalu pergi meninggalkan aula istana. Kaisar Yi hanya memejamkan matanya, sedangkan seluruh orang masih tertegun menunduk diam.

Keesokan harinya seluruh istana Gyeongbokgung gempar karena akan terjadi perang besar, setelah keputusan rapat dadakan tadi malam dari sang kaisar. Semua prajurit menyiapkan diri begitupun di istana Changdeok, perjalanan menuju medan perang dibutuhkan 3 hari 3 malam. Istana Gyeongbokgung yang dipimpin pangeran Chou-lui dan jenderalnya pangeran Song-gu, dilindungi oleh jenderal Wen dan pemimpin pasukan panglima Lan. Mereka hanya memiliki 10.000 pasukan diantaranya, 3000 pasukan berkuda, 5000 pasukan pertahanan, 2000 pasukan panah. Sedangkan untuk istana Changdeok yang dipimpin oleh putra mahkota Seong-deok dengan jenderal Fang pengganti jenderal Louwei, beserta sang panglima Tao. Mereka lebih banyak membawa prajurit yaitu sekitar 15. 000 pasukan diantaranya pasukan berkuda 5000, pasukan pertahanan 7000, pasukan panah 3000. Ini akan menjadi perang terbesar di abad pertengahan.

Kembali kepada putri Chun-lui (Hyun-hee)

Saat ini Hyun-hee sudah sampai didepan gerbang pintu istana. Ia pun di cegat oleh prajurit untuk masuk ke istana. Segera Hyun-hee mengeluarkan plakat istana yang diberikan pangeran Mi-hoo. Setelah Hyun-hee masuk ia bingung dengan keadaan istana yang cukup sepi, tidak seperti biasanya. Dia pun mencoba bertanya kepada salah satu prajurit, dan prajurit itu pun menginformasikan bahwa prajurit lainnya telah diutus pergi ke medan perang. Setelah menjelaskan prajurit itu pun berlalu pergi melanjutkan tugasnya. Hyun-hee pun mulai bertanya-tanya, begitu pun Gong-chan yang merasa keheranan dengan keadaan istana. Hyun-hee pun segera melanjutkan perjalanannya kembali menuju ke paviliun ibundanya yang saat ini tengah sakit.

Heir To The ThroneDonde viven las historias. Descúbrelo ahora