Chapter 35

13.3K 1.7K 99
                                    

Keesokan paginya, Hyun-hee berkeliling pasar bersama Gong-chan. Hyun-hee tengah asik melihat aksesoris di sebelah kiri, sambil jalan ke depan, tanpa melihat arah. Entah suatu kebetulan apa, Hyun-hee menabrak Seong-deok yang waktu itu kebetulan lewat di hadapannya.

"Aisshhhh!!! Kau tidak ada mata ha! Di mana letak matamu itu!" Gerutu Hyun-hee sambil mengelus hidungnya yang menabrak dada Seong-deok.

Hyun-hee belum sadar juga bahwa dirinya di tabrak sengaja oleh Seong-deok. Saat tiba-tiba Hyun-hee, menatap keatas, bersatu padu lah mata mereka berdua. Keduanya saling terpesona satu sama lainnya tanpa mengedipkan mata.

Sampai Gong-chan pun terbatuk-batuk memberi kode agar mereka berdua tersadar. "Ekhem."

Hyun-hee dan Seong-deok segera tersadar dari dunianya. "Eum a-apa, kau sendiri yang jalan tidak memakai matamu." Elak Seong-deok yang mencoba menyalahkan Hyun-hee.

Hyun-hee memandang Seong-deok dengan wajah datarnya, lalu segera pergi dari pandangan Seong-deok.

Seong-deok bertanya pada Gong-chan, dengan memberikan kode kepala di angkat keatas bermaksud bertanya 'ada apa?' tetapi, Gong-chan menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu.

Seong-deok diam diam mengikuti arah Hyun-hee dan Gong-chan kemana pun mereka singgah dan pergi, tanpa mereka berdua sadari. Sampai pada titik dimana Hyun-hee di datangi seorang lelaki, dan Seong-deok pun segera mendekat lalu bersembunyi. Ia bermaksud menguping pembicaraan, antara lelaki itu dan Hyun-hee.

Hyun-hee menatap datar lelaki itu yang merupakan adiknya pangeran Mi-hoo. Pangeran Mi-hoo bertanya kepada sang kakak, apakah dirinya sudah siap untuk berangkat ke istana hari ini.

Namun, Hyun-hee hanya menatap pangeran Mi-hoo dengan wajah datarnya, "Jangan membahasnya di sini, kita bicarakan ke tempat yang lebih privasi. Gong-chan!" Panggil Hyun-hee.

Gong-chan yang berada di belakang punggung tuan putrinya pun maju, "Ia menunduk hormat, saya nona."

"Atasi tuan Seong-deok, karena dari tadi dia mengikuti kita. Aku dan pangeran Mi-hoo akan pergi ke suatu tempat, kami berdua butuh privasi." Jelas Hyun-hee kepada Gong-chan.

Gong-chan pun terkejut karena sedari tadi ia tidak menyadari bahwa Seong-deok mengikuti mereka berdua. "Baiklah nona, hamba melaksanakan perintah nona." Saat Gong-chan menghadap kebelakang, benar saja Seong-deok bersembunyi, tapi masih dapat di ketahui dan di lihat Gong-chan.

Gong-chan pun menghampiri Seong-deok, yang masih fokus terhadap kepergian Hyun-hee, ia tidaj sadar jika Gong-chan sudah di hadapannya.

"Hai tuan penguntit! Kau sedang apa mengikuti kami sedari tadi hem!" Tukas Gong-chan sambil berkacak pinggang.

Seong-deok pun tersadar dan segera berdiri, ia pun berpura-pura mencari sesuatu, sebagai alasannya. "A-a-aku tidak mengikuti kalian, itu hanya kebetulan saja, aku sedang mencari barang ku yang hilang di sekitar sini." Jawab Seong-deok, sambil mencari-cari benda yang tak ada.

"Sudahlah tuan, kau tak perlu berbohong lagi, nona Hyun-hee ku sudah menyadari kehadiran mu dari awal tadi." Jelas Gong-chan.

"Mwo! Kenapa tidak kau katakan dari tadi!" Tukas Seong-deok berkacak pinggang membalas Gong-chan. "Ais mengobrol denganmu bisa-bisa aku kehilangan jejaknya!" Lanjut Seong-deok kembali. Saat mau melangkahkan kakinya, Gong-chan merentangkan kedua tangannya, tidak memberikan jalan untuk Seong-deok.

"Berhenti kau tidak boleh mengikutinya!" Kata Gong-chan.

"Kenapa!?" Dengan wajah yang dingin Seong-deok.

"Put... Ah maksudku nona sedang membutuhkan privasi, dia sedang berdiskusi penting, dan tidak ada yang boleh mengganggunya, termasuk tuan." Jelas Gong-chan.

"Aissss, memangnya siapa pria itu, kenapa dia lebih penting dari diriku, kenapa aku tidak boleh mengetahui apa yang mereka ingin diskusikan!" Tukas Seong-deok kesal.

Gong-chan menyipitkan matanya, "Hem tuan... Kau menyukai nona ku ya? Kau cemburu ya?" Tanya Gong-chan dengan wajah menggoda.

"T-t-tidak! Aisss k-kau kenapa sampai ingin tahu sekali, menyingkirlah cepat!" Usir Seong-deok yang masih kukuh untuk mengejar Hyun-hee.

"Tidak akan! Lagi pula lelaki itu adalah seseorang kepercayaan nona, jadi kau tak perlu ikut campur di dalam urusannya. Aku di sini akan menghalaumu." Kata Gong-chan yang masih terus menghadang.

"Menyebalkan!" Tukas Seong-deok yang berlalu pergi ke arah berlawanan dengan Hyun-hee, Seong-deok pergi dengan di buntuti Gong-chan, takut-takut Seong-deok terus mencari keberadaan Hyun-hee.

Seong-deok berhenti di sebuah kedai dia pun memesan minuman, dan beberapa makanan. Saat makanan itu tiba, iya minum dan makan dengan kasarnya, karena kesal.

Gong-chan yang dari kejauhan mengawasi Seong-deok hanya tertawa cekikikan melihat kelakuan Seong-deok.

Di tempat lain, Hyun-hee dan Mi-hoo berada di sebuah danau yang terdapat gazebo, di situlah mereka berdebat hebat karena Hyun-hee yang kukuh tidak mau pulang ke istana. Sampai jalan terakhir pun di lakukan pangeran Mi-hoo dengan membawa-bawa keadaan permaisuri yang kian sekarat.

"Apa kau tahu, bahwa permaisuri tengah sekarat! Apa kau pernah berfikir sekali saja untuk menjenguk ibumu!?" teriak pangeran Mi-hoo.

Hyun-hee menatap pangeran Mi-hoo, "Aku sudah di usir dari istana dengan tidak hormat! Bagaimana mungkin aku bisa mengunjungi ibuku!" tukas kembali Hyun-hee yang seketika air matanya tumpah. "Aku ingin melakukannya dengan segala cara, aku bisa saja menyelundup masuk kesana, tapi... Aku terlalu malu untuk menghadap, melihat ibuku sendiri." Jelas Hyun-hee dengan nada suara yang merendah.

Pangeran Mi-hoo pun seketika langsung melunak karena apa yang di jelaskan putri Hyun-hee memanglah benar. Ia pun akan merasakan hal yang sama."Tapi ku mohon sekarang pulang lah, keadaan istana sedang genting, kaisar sudah semakin tua untuk mengatasi semua hal sendiri, ku mohon kakak."

Hyun-hee memejamkan matanya, terdiam cukup lama. Hingga ia mengucapkan kata, "Baiklah... Aku akan segera pulang."

Seketika pangeran Mi-hoo pun tersenyum tipis. Akhirnya ia dapat membawa kembali putri Hyun-hee. Ia berharap kekacauan di istana mulai dari penyusup, pemberontakan dapat teratasi dengan kehadiran putri Chun-lui.

Hyun-hee pun membalikkan badannya."Besok aku akan datang ke istana, jangan ada yang tahu atas kepulanganku... Mengerti!" tukas Hyun-hee.

"Baiklah putri Chun." Ucap terakhir pangeran Mi-hoo sebelum pergi.

Heir To The ThroneWhere stories live. Discover now