Chapter 11

44.3K 3.8K 54
                                    

Tiba waktunya Chun-lui menjalankan niat dan rencananya yaitu, keluar dari istana melihat aktivitas di luar sana. Sebelum Chun-lui pergi ia bercermin di depan kaca untuk melihat penampilannya. Chun-lui  mengenakan pakaian sederhana laki-laki, dengan gaya rambut sangtu (상 투) rambut yang di gulung ke atas, penutup wajah cadar hitam, dan kepalanya mengenakan satgat (삿갓), topi bambu besar dan lebar atau biasa di sebut caping.

Gong-chan datang menghampiri sang putri dan berdiri di sampingnya melihat pantulan diri putri Chun.

"Bagaimana penampilanku? Apa sudah bagus untuk penyamaran?" tanya Chun-lui.

Gong-chan melihat cermin, "Yang mulia putri menurut hamba, yang mulia jangan keluar dari istana ini, hamba takut kaisar Yi akan mengetahui hal ini." Kata Gong-chan.

"Ssst!!! Diam selama kau bisa menutup mulutmu! Lagi pula aku hanya sebentar saja untuk melihat-lihat keadaan di luar sana. Aku bosan terus-terusan berada di sini." kata Chun-lui. "Baiklah, sekarang ayo!" titah Chun-lui.

Gong-chan dan Chun-lui lewat pintu belakang tempat biasanya para pelayan keluar masuk. Di sana ada beberapa penjaga gerbang. Chun-lui sendiri yang langsung menghadap ke salah satu penjaga, pria paruh baya.

"Siapa dia!?" tanya penjaga paruh baya itu kepada Gong-chan saat mereka akan melewati para penjaga pintu.

Para penjaga sangat curiga karena pakaian yang Chun-lui kenakan sangat tertutup.

Gong-chan memejamkan matanya kaget dan panik.
'Bagaimana ini putri!" batin Gong-chan.

Akhirnya Chun-lui pun membuka cadarnya dan menunjukan wajahnya kepada prajurit itu. "Aku putri Chun!" tukas Chun-lui tegas.

Seketika penjaga itu bertekuk lutut, "Maafkan hamba atas kelancangan hamba putri!" ucap penjaga itu.

"Berdirilah cepat sebelum ada yang mencurigai!" titah Chun-lui kembali memakai cadarnya.

Dengan ragu-ragu prajurit itu berdiri tegap seperti semula.

"Aku ingin keluar!" tukas Chun-lui tanpa basa-basi.

"Maaf nona, apa nona sudah mendapatkan izin dari yang mulia kaisar?" tanya prajurit itu.

"Kalau aku minta izin pasti tidak di izinkan! Dan jika aku di izinkan aku tidak akan lewat belakang!" ketus Chun-lui melipat kedua tangannya.

"Maafkan hamba putri, jika keluarga istana keluar dari istana dan tidak mendapatkan surat izin maka mereka tidak di perbolehkan untuk keluar." Jelas prajurit itu.

"Kau cukup tutup  mulut! Jangan membocorkan hal ini... Lagi pula aku keluar hanya sebentar untuk melihat-lihat suasana di desa." Ucap Chun-lui.

"Maaf putri hamba tetap tidak bisa, itu sudah menjadi aturan peraturan istana yang harus di jalani." Prajurit itu tetap bersikeras agar sang putri tidak keluar.

"Tutup mulutmu, jika kau berani melarangku untuk keluar! Ku jamin hidup mu tidak akan tenang di keturunan demi keturunan!" ancam Chun-lui sambil menunjuk kearah wajah prajurit itu.

Prajurit itu diam seribu bahasa, "Aku akan tetap keluar walaupun kau menghalangiku! Ayo Gong-chan!" ajak Chun-lui berlalu pergi melewati prajurit tadi yang diam menunduk.

"M-maaf putri, hamba takut jika prajurit itu mengadu kepada yang mulia kaisar." Jelas Gong-chan.

"Kalau sampai itu terjadi, aku akan menerima semua resikonya!" jawab angkuh Chun-lui.

Heir To The ThroneМесто, где живут истории. Откройте их для себя