Chapter 25

29.9K 3.4K 104
                                    

Happy Reading...

Saat tengah memperhatikan kedua manusia yang membuat dirinya tersenyum. Datang seseorang dari belakang yang mengejutkan dan menghancurkan senyuman seulasnya dengan mimik wajah datar kembali.

"Kakak!" panggil orang itu dari arah belakang.

Dirinya pun membalikan badan, "Apa! Apa, makanmu masih kurang?" tampaklah jelas sosok lelaki itu yang membalikan badannya, dan ternyata itu adalah Seong-deok

"En, tidak kak... Keadaan istana sedang genting. Ada baiknya kita segera kembali kak, ayahanda pasti akan marah besar." Kata orang itu yang merupakan Seo-Han.

"Jika kau ingin kembali pergilah. Aku akan menyusulmu nanti." Jawab Seong-deok dan berlalu pergi meninggalkan sang adik dalam diam menatap punggung sang kakak yang kian jauh.

'Walaupun kau bukan kakak kandungku, tapi aku selalu iri karena kau berasal dari kandungan permaisuri yang sangat baik. Sedangkan ibuku, dia selir utama istana tetapi memiliki sifat yang paling jahat dan kejam. Kakak kau sangat baik, padahal kau mengetahui siapa dalang yang membunuh calon permaisuri mu. Apa karena aku, kau tidak bisa menghukum ibuku?' Tatap sendu Seo-Han.

Sebenarnya dulu Seong-deok merupakan pribadi anak yang sangat murah senyum, tetapi karena suatu hari Seong kehilangan sang calon permaisuri, perubahan sifat Seong menjadi lebih kasar dan dingin. tidak terima karena kehilangan sang calon istri tercinta, Seong mencari pelaku dibalik semua ini hingga semua bukti yang ia dapati menunjuk pada selir utama istana. Tanpa sepengetahuan sang ayah, Seong menyelidiki kasus pembunuh sang calon istrinya secara diam-diam. Entah karena alasan apa, Seong tak ingin menunjuk pelaku pembunuh calon istrinya. Di balik semua ini tersimpan misteri yang ternyata selir utama berhasil membungkam mulut sang calon putra mahkota.

Selir Ryu, ibu dari Seo-Han merupakan selir utama kerajaan yang selalu berusaha untuk menjatuhkan sang permaisuri utama. Ia terkenal dengan sosok pribadi yang baik di luar dan diam-diam menyimpan sifat pribadi jahat di dalam.

Seong-deok bukanlah seorang yang bodoh, diam-diam ia menjalankan sebuah siasat supaya musuhnya terjebak di dalam perangkap yang ia jalankan. Meskipun dirinya putra mahkota calon pewaris tahta kerajaan Changdok, dirinya belum bisa melawan sang musuh, karena belum ada apa-apanya, Seong akan mematangkan rencananya agar dirinya bisa menjadi kaisar yang pantas, meskipun sang musuh berusaha menjatuhkan dirinya.

***

Malam harinya Gong-chan membantu mengobati pangeran Mi-hoo, sedangkan Chun-lui hanya bersedekap dada dengan wajah datarnya.

"Jadi, tujuanmu kemari, hanya ingin melihatku? Apa kau merindukan kakak cool mu ini?" tanya Chun-lui yang besar kepala.

"Tanpamu hidupku jauh lebih baik, tenang, dan damai." Rutuk Mi-hoo.

"Yak! kau mau kupukul lagi!" ancam Chun-lui yang sudah mengepalkan tangan ke atas.

"Lagi-lagi kau berbicara bahasa aneh yang tidak ku mengerti."

"Ya karena kau bodoh dan otakmu sangat dangkal, makanya otakmu seperti babi. Badan besar nyali kecil, pikiran kotor, mengaku tampan, tapi otak bodoh!" sengit Chun-lui.

"Hey jangan mengatakan aku seperti itu, yang harus dibenarkan itu adalah otakmu,sifat, dan kelakuanmu. Kau itu wanita bukan lelaki, mana ada lelaki yang mau menikahi wanita gila dan kasar seperti dirimu. Aku yang sebagai lelaki sangat anti dengan wanita sepertimu." Kata Mi-hoo yang berterus terang.

"Kurang ajar! KELUAR KAU DARI SINI ATAU AKU AKAN MENGHAJARMU! Gong-chan bawa dia keluar dari sini, otakku benar-benar sangat panas dengan adik kurang ajar seperti dia! Apa aku bukan lagi seorang putri kau pantas bersikap seperti itu padaku? Ya aku tau posisiku sekarang hanya seorang rakyat jelata. Pergi dari sini, kau juga Gong-chan aku ingin menyendiri." Kata Chun-lui membelakangi Gong-chan dan Mi-hoo.

Heir To The ThroneWhere stories live. Discover now