9. Segala Pertanyaan

1.8K 321 0
                                    

Eldo tak tahu mengapa Reynar tiba-tiba berlari masuk ke toilet, pikirnya mungkin Reynar kebelet jadi dia tak memusingkan hal itu. Hingga kemudian Bunda menelpon bahwa mereka akan pulang sedikit terlambat dan bertanya Eldo dan Reynar menginginkan apa yang dijawab dengan martabak keju cokelat juga martabak telor, obrolan keduanya pun sedikit lebih lama karena Almira menanyakan tentang kegiatan anak-anaknya di rumah, pun menanyakan kondisi Reynar apakah anak itu sakit lagi Atau tidak karena yang wanita itu ketahui ada beberapa hal yang membuat tubuh Reynar drop meski remaja itu tak melakukan aktivitas yang berat melainkan karena pikirannya. Hingga ketika telepon itu ditutup Reynar tak juga kunjung kembali, padahal sudah hampir setengah jam Reynar berada di dalam.

"Itu anak bersemedi atau apa, sih? Lama banget."

Bertambah lima menit Eldo menunggu dan Reynar tak kunjung kembali membuat Eldo diam-diam mulai merasa resah meski selalu ia tampik hingga akhirnya dia memilih untuk menuju kamar mandi yang masih tertutup, ada suara keran air yang terdengar di telinga.

"Rey...," ucapannya terhenti ketika dia mendengar suara muntahan, kemudian beralih dengan sesuatu yang tengah berbenturan di tembok berkali-kali tanpa henti. Kadang keras kadang lambat membuat Eldo mengernyit kebingungan.

"Sebenarnya apa sih yang bocah itu lakuin?"

Dengan penasaran, Eldo membuka pintu kamar mandi yang ternyata tak dikunci, "Dasar ceroboh, gimana kalau ada yang masuk tiba-tiba?" hingga kemudian kedua matanya terpaku pada sosok Reynar yang tengah membenturkan kepalanya pada dinding kamar mandi berkali kali tanpa henti yang membuat Eldo meringis ngilu melihatnya.

Bagaimana bisa adik tirinya itu tidak merasa sakit?

Dengan cepat, Eldo menghampiri Reynar, mengulurkan tangannya di depan tembok ketika Reynar hendak memukulkan kepalanya lagi membuat telapak tangannya berbenturan dengan kepala Reynar.

"Jangan buat gue menjadi tersangka utama kalau lo pengen mati."

Kini keduanya kembali berada di ruang tengah, bedanya bukan televisi lagi yang Eldo tonton meski benda persegi itu masih menyala melanjutkan adegan-adegan yang lain namun fokus Eldo kini mengobati dahi Reynar yang memerah yang mungkin akan berakibat lebam karena dibenturkan ke tembok berkali-kali.

"Sebenarnya apa yang lo pikirin, sih? Ngapain benturin kepala lo ke tembok, hah? Pengen jadi bego, iya?"

Reynar hanya diam sibuk dengan pemikirannya sendiri hingga dia tak mendengarkan segala ucapan maupun pertanyaan kakak tirinya.

"Lo dengerin gue nggak, sih?" Reynar tersadar sedetik kemudian meringis kesakitan ketika Eldo menekan dahinya begitu kuat hingga Reynar menepis tangannya.

"Sakit bego," ucap Reynar menatap Eldo tajam yang dibalas Eldo tak kalah tajam menatapnya.

"Itu kesalahan lo, siapa suruh ga jawab pertanyaan gue."

"Lagian nggak ada urusannya juga sama lo, jadi terserah gue mau ngelakuin apa ke tubuh gue."

"Ada. Gue kakak lo sekarang." Eldo berkata penuh penekanan, matanya menatap Reynar begitu lekat.

"Cuma kakak tiri jadi lo--"

"Meskipun cuma kakak tiri, gue tetap kakak lo. Dan lo sekarang tanggung jawab gue"

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang