20. Sayang Itu Untuk Juna

1.5K 259 2
                                    

Reynar mengenal Juna saat mereka berada dalam kelompok MOS yang sama dan ditakdirkan berada di kelas yang sama. Juna itu sempurna, remaja lelaki itu memiliki otak yang cerdas, selalu mengikuti berbagai olimpiade baik matamatika maupun sains saat di sekolahnya dulu, dia juga sangat jago dalam hal olahraga terutama basket, dan digadang-gadang akan menjadi calon kapten basket nantinya. Juna juga merupakan anak yang rajin dan murid kesayangan para guru. Dan Juna bukan hanya teman sekelas saja, melainkan salah satu sahabatnya bersama dua orang lainnya, Mada dan Natha.

Sementara dirinya, mungkin dia salah satu siswa nakal yang selalu membuat masalah. Ia tak secerdas Juna meski otaknya sangat pintar dalam menangkap pelajaran, namun sayangnya Reynar lebih suka tidur di kelas atau membolos pelajaran bersama Mada. Permainan basketnya pun tak sebagus Juna, namun Reynar juga selalu mencetak three point meski tak sebanyak yang Juna lakukan.

Juna itu sempurna, dan Reynar menyetujui. Bahkan dalam hal tinggi badan pun dia kalah.

Namun apakah ia juga akan dikalahkan dalam hal kasih sayang ibunya?

Reynar terkekeh, bahkan ia sudah kalah sejak awal. Sayang itu untuk Juna, bukan untuknya. Segala perhatian dan cinta kasih ibunya tertuang untuk Juna dan bukan untuknya. Juna mendapatkannya tanpa harus mengemis seperti dirinya.

Ia tak tahu sejak kapan ibunya menikah dengan ayahnya Juna, apakah setelah perceraian dengan ayahnya? Reynar tak tahu.

Sudah sejak lima belas menit berlalu sejak Juna menyadari kehadirannya di koridor rumah sakit bersama Eldo, dan kini mereka berempat berada dalam satu meja yang sama di kantin.

Dan ia baru mengetahui bahwa Juna dan Eldo sudah saling mengenal sejak lama, bahkan sejak mereka masih SD dan Eldo mengatakan bahwa Juna sudah seperti adiknya. Eldo juga sudah mengenal ibunya sejak lama.

Dan rasanya Reynar ingin menertawakan dirinya sendiri, ketiga orang itu sudah mengenal sejak lama, Eldo juga mengenal ibunya sejak lama sementara dirinya ia baru mengetahui keberadaan ibunya baru-baru ini. Ia tak pernah tahu bahwa Ibunya pun berada di Bandung dan kehadirannya pun seakan tak terlihat di mata ibunya.

Ibunya sibuk dengan Juna dan sesekali bertanya banyak hal pada Eldo. Tentang bagaimana Juna di sekolahnya, bagaimana kehidupan Eldo setelah pindah rumah, bertanya tentang kabar Bunda dan masih banyak lagi. Mereka bertiga terus berbicara dan dia hanya diam bagaikan patung.

Apakah mereka tak pernah sadar akan kehadirannya? Apa Eldo juga tak sadar dengan dirinya yang hanya menatap kosong pada makanan di hadapannya tanpa menyuapkannya sedikit pun. Eldo begitu sibuk menanyakan bagaimana Juna bisa ada di rumah sakit dan tentang luka di lengannya.

Jujur, Reynar merasa iri karena begitu banyak kasih sayang yang Juna dapatkan.

"Rey kok lo nggak bilang kalau masuk rumah sakit? Lo sakit apa?" Pertanyaan yang terlontar dari belah bibir Juna membuatnya menatap pemuda itu namun segera memalingkan wajahnya ketika pandangannya bertemu tatap dengan mata ibunya yang bersifat tajam menatapnya.

Memejamkan mata sejenak, Reynar mencoba untuk tersenyum meski terasa sulit."

"Iya, gue belum sempet. Lagian gue cuma sakit biasa kok. Demam aja."

"Tapi kok pakai kursi roda? Lo bohong kan?" tanya Juna seraya menyipitkan matanya, mencoba menelisik mata Reynar mencari kebohongan.

"Gue nggak bohong kok," ada kegugupan yang coba dia hilangkan karena kebohongan yang disembunyikan, "dan masalah kursi roda, gue cuma pengen ngerasainnya aja, hehe." Ucapan itu diakhiri dengan tawa paksa yang ke luar dari mulutnya.

Reynar diam-diam menatap ibunya, ingin melihat apa yang dilakukan ibunya saat ini, namun kini dadanya terasa sesak ketika ibunya seakan tak memperdulikannya, sibuk dengan handphone. Reynar tersenyum miris untuk dirinya sendiri, ia berharap satu kali saja ibunya menanyakan tentang keadaanya, bagaimana kehidupannya, atau apa dirinya sakit. Reynar ingin sekali saja mendengar kalimat yang mencurahkan kasih sayang ibunya untuk dirinya, merasakan bagaimana perhatian ibunya seperti perhatian yang diberikan untuk Juna.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang