15. Napas Yang Terhenti

2.1K 303 6
                                    

Entah mengapa sejak rapat OSIS berlangsung, fokusnya beberapa kali terus terpecah memikirkan Reynar. Ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas lewat lima belas menit Eldo tahu Bundanya telah berangkat dan Bi Erni ada di rumah namun mengapa sedari tadi hatinya tak tenang.

Mengapa fokusnya harus terpecah memikirkan adik tirinya?

Dan ketika rapat OSIS telah selesai, Eldo memilih untuk berpamitan pulang dan meminta Lian untuk menghandle pengurus OSIS yang lain untuk membahas Turnamen Basket yang seharusnya dirinya yang memberi tahu apa saja hal yang harus dilakukan untuk turnamen itu karena dirinya adalah ketua OSIS meski jabatannya akan segera berakhir, namun resah dalam dadanya tak bisa dia hilangkan. Perasaan gelisah itu semakin kuat, dia terus memikirkan Reynar bahkan meski keduanya tak memiliki hubungan darah.

Ketika sampai di rumahnya, Eldo mendapati Reynar yang masih tertidur pulas di kasurnya, tak bergerak sedikitpun namun hal itu membuatnya merasa resah. Entah mengapa melihat Reynar yang tidur membuatnya takut.

"Reynar," panggilnya mencoba membangunkan adik tirinya, kedua tangannya menggoyang bahu Reynar pelan, namun tak ada gerakan meski kini Eldo mengguncang tubuhnya dengan kuat.

"REYNAR BANGUN." Suara Eldo meninggi namun tak ada gerakan sedikitpun dari Reynar.

Dan entah mengapa kini ketakutan menjalari tubuhnya kala mendapati wajah Reynar yang memucat, bibir yang membiru dan hembusan napas itu, Eldo tak merasakannya. Berkali-kali Eldo memeriksa detak jantung Reynar namun Eldo pun tak mendengar.

Tak ada napas yang berhembus, pun tak ada jantung yang berdetak.

"REYNAR LO JANGAN BERCANDA, BRENGSEK. GUE BILANG BANGUN."

Tubuh Reynar diguncang kembali, namun tidak ada perlawanan dan rasa panik maupun takut Eldo rasakan. Dadanya kini terasa sesak, kedua bola matanya berkaca-kaca sementara tangannya kini mulai bergetar.

"REYNAR GUE BILANG BANGUN. BERCANDAAN LO NGGAK LUCU."

Teriakan itu kembali menggema di rumahnya membuat Bi Erni yang tengah membereskan ruang tamu dibuat terkejut dan segera berlari ke atas di mana sumber suara itu berasal.

"Den, apa yang terjadi?"

"Eldo tidak tahu, Reynar tidak bernapas Bi." Eldo berucap dengan frustrasi, nada suaranya mulai bergetar, "Bibi tolong jaga rumah, Eldo akan ke rumah sakit."

"Iya Den, hati-hati."

Dengan segera dia menggendong tubuh mungil Reynar, begitu ringan mungkin karena tubuh Reynar yang begitu kurus dan pendek, bahkan anak-anak tangga yang dia lewati tak membuatnya kesusahan.

Setelah membaringkan tubuh Reynar di kursi belakang, Eldo mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meski beberapa fokusnya kembali terpecah akan kondisi Reynar yang tak bernapas membuatnya ketakutan dan panik namun pada akhirnya Eldo sampai di rumah sakit dengan selamat.

🌱🌱🌱

"KAK EL BUKA PINTUNYA!"

Teriakan dan gedoran dari pintu kamar mandi tak Eldo hiraukan, dengan tenang ia menutup laptopnya, melepas kaca mata, dan merapikan meja belajar yang berantakan dengan banyaknya kertas coretan.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Where stories live. Discover now