2. Ezra Elfredo

3K 394 3
                                    

Kebencian hadir bukan karena takdir, melainkan karena ada hati yang pernah dipatahkan oleh kekecewaan.

🌱🌱🌱

Eldo pernah berada di posisi dia membenci seseorang tak di kenal begitu besarnya karena seseorang itu telah merebut Nara darinya, seorang gadis yang amat sangat dicintainya selama tiga belas tahun atau terhitung empat belas tahun lebih hingga saat ini meski sosoknya tak bisa lagi ia rengkuh.

Namun setahun yang lalu sepertinya semesta senang sekali untuk bercanda dengan hidupnya karena sosok yang dibencinya kini telah bermetamorfosis menjadi adik tirinya. Eldo masih teringat jelas bagaimana ibunya dan Om Chandra yang kini telah ia panggil Ayah mempertemukan keduanya di sebuah restoran dan menentukan tanggal pernikahan. Ia telah lama mengenal Om Chandra namun ia tak pernah tahu bahwa sosok yang dibencinya adalah seorang anak dari seseorang yang kini menjadi ayah tirinya.

"Eldo, ini anak om, namanya Reynar usianya dua tahun di bawah kamu."

Kala itu untuk pertama kalinya Eldo melihat sosok Reynar, keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang berbeda Reynar yang memandang dingin dan tak peduli juga Eldo yang masih diliputi dengan berbagai pertanyaan juga kebencian yang coba ia tutupi.

Tak ingin mengecewakan ibunya akan sikapnya yang tak sopan Eldo mencoba untuk menghalau kebenciannya, tangannya perlahan terulur untuk bersalaman, "Gue Eldo, salam kenal." Hanya kata itu yang mampu ia ucapkan, ia tak bisa untuk berbasa basi memperkenalkan diri dan mencoba untuk lebih dekat dengan Reynar karena ia bahkan kebingungan harus bagaimana untuk berhadapan dengan seseorang yang ia benci secara diam.

Eldo menunggu, namun Reynar tak juga membalasnya, bocah itu hanya menatapnya sekilas sebelum mengucapkan namanya secara singkat dan memilih untuk duduk di kursi tanpa menyambut uluran tangannya. Eldo memejamkan matanya dan menurunkan tangannya yang kini telah terkepal erat melampiaskan kekesalannya.

"Maafin Reynar ya El, dia biasanya tidak seperti itu." Ucapan Om Chandra dengan perasaan bersalah itu membuat Eldo tersenyum mencoba bersikap baik-baik saja.

"Tidak apa-apa Om, mungkin Reynar masih canggung karena ini pertama kali kita bertemu."

Kemudian ibunya mempersilahkan mereka untuk duduk, ia memilih duduk di samping ibunya yang berhadapan langsung dengan Reynar sementara Om Chandra duduk di samping Reynar.

Selama makan malam berlangsung tak jarang Eldo selalu menatap Reynar, dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang Nara sukai dari seorang bocah ingusan di hadapannya ini? Bahkan merelakan nyawanya untuk menyelamatkan Reynar.

'Tolong jaga Reynar untuk gue ya El,'

Masih teringat jelas permintaan Nara kepadanya sebelum gadis itu memilih untuk menyerah ketika kegelapan menjemputnya. Dan seperti Tuhan mengabulkan permintaan terakhir Nara yang masih belum bisa kabulkan karena Eldo masih enggan untuk bertemu dengan seorang yang telah merebut Nara darinya juga membuatnya berpisah dengan Nara untuk selamanya namun Tuhan mempertemukan keduanya melalui ibunya dan Om Chandra, Tuhan bahkan kini mengikat keduanya dalam hubungan saudara.

'Jangan membencinya karena ini semuanya bukan kesalahan Reynar, ini takdir El.'

Eldo mencoba namun meski begitu Eldo masih tak mampu untuk menghapus semua kebenciannya ketika mengingat setiap kenangannya dengan Kinara Angelica dan bagaimana Reynar yang mampu menjadi pusat dunia Nara dan selalu menomor duakannya hingga akhirnya Reynar merebut segalanya dan memisahkan Eldo dengan Nara untuk selamanya.

Nara masih hidup jika saja Nara tak menyelamatkan Reynar, pikirnya

Namun ketika malam itu, tepat sebulan setelah pernikahan ibunya ia melihat sosok Reynar yang berbeda. Begitu kecil, rapuh dan entah bagaimana jiwa seorang kakak untuk melindungi adiknya tumbuh malam itu. Yang Eldo tahu hatinya sakit ketika mendengar Reynar yang kesakitan dan melihat kedua bola mata Reynar yang menunjukkan kerapuhan di dalamnya.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Where stories live. Discover now