13. Kembali Menyalahkan Diri Sendiri

1.8K 303 0
                                    

Hidup memang bukan hanya perihal tentang bahagia, langitpun tak selamanya cerah. Semuanya menyimpan suka dukanya masing-masing, ada tawa di balik luka, ada air mata di balik senyuman karena semua manusia hidup dengan topeng masing-masing. Ada rahasia yang akan selalu menjadi rahasia tersembunyi, namun ada kalanya rahasia yang tersimpan dan tertutup begitu rapat mulai terungkap.

Tak ada yang tahu pasti bagaimana skenario yang Tuhan Rencanakan, manusia hanya mengira-ngira namun takdir Tuhan lah yang menentukan.

Dan ketika Tuhan mulai memberi tahu bahwa ada satu permintaan yang belum dia penuhi dari gadis yang dia cintai perihal tentang sosok rapuh yang menyimpan luka yang harus dirinya jaga, Eldo tahu mungkin inilah takdir Tuhan yang sesungguhnya. Memberi dia kehidupan baru dengan memiliki seorang ayah dan adik untuknya.

"Tetapi kenapa Allah selalu membuat Reynar menderita. Reynar kehilangan Kak Kenn dan Nara, sejak kecil Mama juga selalu membenci Reynar. Allah tidak sayang Reynar, Pa."

Kalimat itu membuat langkah Eldo yang ingin menuju dapur terhenti, memilih untuk mendekati dan menguping pembicaraan dua sosok yang kini telah menjadi keluarganya.

"Tapi Papa sayang sama Rey, kan? Sekarang Rey juga punya Bunda Almira yang akan memberikan Reynar kasih sayang, Rey juga punya kak Eldo yang akan menjaga Rey."

"Tapi Rey ingin Mama, Rey ingin merasakan kasih sayang Mama. Rey tidak ingin Mama membenci Rey."

Isakan pun suara yang serak terdengar di kedua telinganya, terdengar begitu menyakitkan dan memilukan hingga Eldo merasakan
dadanya yang berdenyut sakit.

"Apakah kami saja tidak cukup untukmu Rey?"

Sosok pria paruh baya yang begitu hangat namun tegas yang selalu dirinya lihat, kini menunjukkan kerapuhannya sebagai seorang ayah. Membuat Eldo bertanya-tanya akan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu ayah tirinya juga saudara tirinya itu? Mengapa keduanya terlihat begitu rapuh dipenuhi luka? Siapa yang memberi luka itu?

"Pa...,"

"Apakah kasih sayang yang Papa berikan masih belum cukup untukmu? Apa yang harus Papa lakukan agar Reynar melupakan Mama? Wanita itu hanya akan menorehkan luka kembali untukmu. Papa masih belum bisa menyembuhkan kamu, Rey, apakah Papa harus melihat wanita itu kembali menyakitimu dan membuat luka baru? Reynar tahu, melihat Reynar terluka itu menyakiti hati Papa karena memang tidak ada seorang ayah yang ingin anaknya terluka."

Hingga ketika kata Mama terucap dari belah bibir ayah tirinya, Eldo tahu semua rasa sakit dari luka itu ditorehkan seseorang di masa lalu mereka, ibu kandung Reynar.

Wanita seperti apa yang berhasil menorehkan begitu banyak luka kepada dua sosok lelaki yang telah hadir di hidupnya itu?

Prang!

Eldo tersentak, tersadar dari lamunannya beberapa saat lalu suara benda pecah membuatnya kembali memandang dua sosok di ruang tamu dan mendapati Reynar yang telah memberontak diperlukan ayahnya.

"Reynar emang nggak berguna!! Rey emang cuma nyusahin semua orang!!"

Reynar menjambak rambutnya sendiri begitu kuat, hingga sedetik kemudian sosok mungil itu mendorong tubuh tegap yang memeluknya begitu kuat beruntung Chandra masih bisa mempertahankan keseimbangannya.

"Reynar dengerin Papa,"

Kaki yang rapuh itu berjalan mundur, menginjak pecahan beling dari gelas kaca yang dia banting beberapa saat lalu. Darah yangengakir dari telapak kaki hingga mengotori lantai tak Reynar hiraukan. Dirinya bahkan tak merasakan perih karena segala rasa sakit dan perih lebih mendominasi di dadanya.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz