11. Pertemuan Yang Tidak Disengaja.

1.7K 320 4
                                    

Reynar kembali tertidur setelah selesai makan, seharusnya itu tak baik untuk kesehatan namun rasa kantuk tak bisa Reynar tahan. Kali ini kepalanya berada di paha Almira sedang wajahnya ia tenggelamkan di perut sementara tangannya kembali memeluk tubuh Almira. Untuk pertama kalinya, Reynar merasakan ketenangan dalam tidurnya akibat usapan lembut di kepalanya juga tubuh jangan nan nyaman yang ia oeluk.. Tidak ada mimpi buruk yang datang setiap kali dia tertidur, bahkan tanpa ayahnya ketahui Reynar kerap meminum obat tidur ketika kantuk tak kunjung datang menjemput.

"Biar aku bawa Rey ke kamarnya, paha kamu pasti sakit dan pegal sekarang."

Chandra kemudian dengan perlahan menelusupkan tangannya di bawah leher Reynar sementara tangan lainnya di bawah lutut Reynar, bersiap untuk menggendong Reynar ke kamar anaknya namun pergerakan pelan itu dapat Reynar rasakan membuat tubuhnya terusik, kemudian semakin memeluk Almira erat.

"Bunda jangan pergi, Rey mau sama Bunda," gumam Reynar begitu lirih.

Almira dan Chandra saling bertatapan, kemudian senyuman terbit di kedua sudut bibir Almira dan menatap suaminya begitu teduh.

"Tidak apa-apa Mas, biarkan saja Rey tidur di sini bersamaku."

Chandra menjauhkan tangannya dari kepala dan lutut Reynar, menatap Almira penuh keraguan. "Tapi badan kamu pasti akan pegal-pegal."

"Itu tidak masalah Mas, yang penting Reynar tidur dengan tenang."

"Maaf ya, Reynar akhir-akhir ini merepotkan kamu dan selalu manja sama kamu. Reynar mungkin...," Chandra tak melanjutkan ucapannya karena ada ragu pun kecewa yang dia rasakan, namun Almira mengerti maksud Chandra.

"Reynar juga anakku sekarang, aku tidak masalah jika Reynar harus merepotkanku atau terus bermanja padaku. Aku malah senang, itu artinya Reynar menerima kehadiranku sebagai ibu barunya."

"Terima kasih telah menerima Reynar di hidup kamu Almira."

Sebelumnya, sempat ada keraguan di hati Chandra untuk menikahi Almira sebulan yang lalu, karena ia takut dia akan menciptakan luka baru untuk Reynar. Dia takut Almira tak menerima kehadiran Reynar.

Ia mencintai Almira, namun Reynar adalah hidupnya. Melihat anaknya terluka selalu membuat dadanya terasa sesak. Ia bisa meninggalkan Almira jika Reynar tak setuju jika dirinya menikah namun ketika Reynar menggangguk menyetujui dirinya untuk menikah lagi, tak dapat Chandra pungkiri bahwa dirinya bahagia. Bahagia karena Reynar akan mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang belum Reynar rasakan.

Almira adalah sosok yang begitu lembut dan penyayang, namun ada ketakutan yang dia rasakan jika Almira tak sanggup menerima kehadirannya Reynar untuk masuk kedalam kehidupan wanita itu.

Namun tak ia sangka, hati wanita itu begitu besar untuk menerima Reynar, menerima segala kekurangan Reynar, memberi Reynar kasih sayang yang sama seperti Eldo, tak pernah membedakan kedua anaknya.

"Dan terima kasih juga karena menerima Eldo dan menjadi ayahnya," balas wanita itu seraya tersenyum lembut.

"Tidurlah, ini sudah malam. Besok pagi ada operasi yang besar yang akan kamu lakukan bukan?"

"Iya, ke kamar sebentar." Chandra kemudian pergi ke kamarnya, lantas kembali lagi dengan membawakan tiga selimut di tangannya.

"Mengapa membawa selimut sebanyak itu?"

"Aku akan menemani kamu dan Reynar tidur di sini."

"Tapi badan kamu akan pegal-pegal."

"Tidak apa-apa, itu tidak akan masalah untukku. Aku bisa tidur di mana saja."

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang