29. Menjemput Kematian

2.4K 277 25
                                    

Dejavu.

Eldo merasakan hal yang sama sebelumnya beberapa Minggu lalu ketika Reynar masuk rumah sakit karena overdosis dan kini dirinya kembali menemui adik tirinya dalam keadaan yang hampir sama namun dipenuhi darah yang mengalir di kepala.

Ia tak sengaja melihat Reynar yang berbaring di brangkar di bawa oleh para perawat menuju ruang IGD ketika ia baru saja keluar dari rumah sakit setelah menemui ayahnya.

Namun kini sosok adik tirinya membisu, tubuhnya kaku di dalam ruang IGD bersama para Dokter yang mencoba untuk kembali membuat jantung itu kembali berdetak, napas itu kembali berembus.

Dan kini dia menunggu Dokter yang tengah memeriksa adiknya. Ia hanya berharap Tuhan tidak mengambil Reynar.

Namun sosok pemuda yang duduk di sampingnya, luka Reynar sangat parah bahkan napasnya tak dirasakan. Begitu lemah.

Bagi Almira semuanya terasa mendadak. Ketika dirumah Reynar masih baik-baik saja meski anak itu masih diam dan tak memakan makanan setahunya Reynar sudah tidur ketika bersama Eldo.

Namun kini Eldo mengabari bahwa Reynar mengalami kecelakaan hebat saat mengendarai motor dan menjadi korban tabrak lari yang membuatnya tanpa sadar menjatuhkan air mata.

Satu pertanyaan yang terlintas. Apa Tuhan akan mengambil Reynar kali ini?

"Rey akan baik-baik saja kan, Yah?"

"Dia anak yang kuat, dia tidak akan menyerah. Aku yakin itu."

Setidaknya Chandra hanya berharap bahwa Reynar akan berjuang untuk hidupnya, meski dia tahu berkali-kali Reynar dibuat menyerah, Chandra hanya berharap untuk kali ini Reynar tidak menyerah. Dirinya masih belum siap untuk kehilangan.

Meski dia tahu seberapa parah luka Reynar akibat kecelakaan itu, namun bolehkah ia meminta agar Tuhan mempertahankan Reynar hidup dan tak membawanya dari mereka.

Mobilnya semakin melaju menyalip beberapa mobil yang menghalangi jalannya. Ia menjemput istrinya ketika mendengar Reynar yang kecelakaan setelah mengecek keadaan Reynar yang masih ditangani dokter.

Sementara itu sudah hampir dua jam Eldo menunggu bersama seseorang yang mengantar Reynar ke rumah sakit namun Dokter tak kunjung ke luar, kedua tangannya terasa dingin dan gemetar, sementara bibirnya ia gigit melampiaskan keresahan dan ketakutannya.

"Tuhan tolong jangan mengambil Reynar, jangan ambil dia dari kami Tuhan. Aku mohon."

Hanya doa yang bisa dia lakukan saat ini, berharap agar Tuhan mengabulkannya meski semua takdir adalah segala kehendak yang Tuhan rencanakan, termasuk tentang kematian yang sudah digariskan.

Derap langkah kaki yang tergesa membuat dirinya menoleh, kemudian sebuah pelukan mendekap tubuhnya hingga bahunya kini terasa basah oleh air mata. Setelah puas menangis dalam dekapan anaknya, Almira melepaskan pelukannya, menangkap kedua pipi Eldo.

"El apa yang terjadi? Kenapa bisa Reynar kecelakaan dan menjadi korban tabrak lari? Bukankah dia ada di kamarnya."

Wanita itu kembali menangis namun kini dalam pelukan suaminya, sementara kedua mata Chandra mulai berkaca-kaca.

Kematian memang selalu membawa kesedihan. Namun Tuhan terkadang selalu mempunyai rencana yang tak terduga, selalu membuat semua hambanya terkejut atas segala takdir yang telah digariskan.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Where stories live. Discover now