3. Kehebohan macam apa ini?

50.5K 7.2K 138
                                    

   Eileen mengembungkan pipinya kesal. Bagaimana tidak kesal, Raja dan Ratu Saunder selalu berebut menggendongnya. Belum lagi Stevie, Putri mereka yang selalu mencari kesempatan mencubit pipi gembil Eileen.

Eileen mengantuk. Tapi Raja Ramos dan istrinya Ratu Adeline Irsianoir Von Saunder tidak mengijinkannya tidur.

Setiap kali Eileen akan tidur ada saja tingkah mereka yang membuatnya kembali membuka mata.

Seperti saat ini, mata Eileen sudah mulai menutup namun Raja Saunder itu malah menggelitik perut Eileen, membuat bayi itu kembali membuka mata.

Melihat Eileen menatap kesal padanya, Raja Ramos kontan tertawa.  Stevie melihat ayahnya tertawa kini ikut tertawa jadilah kamar Eileen penuh oleh tawa keduanya.

"Eileen lucu, Vie suka!" Ucapnya Stevie. Tangan Stevie sudah terulur hendak mencubit kembali pipi Eileen beruntung Ratu Adeline segera menangkap tangan Stevie.

"Jangan dicurit terus pipinya, kasian."

Stevie mengecutkan bibir kesal. "Ayahanda Eileen ikut kita kan?"

Raja Ramos tertawa oleh pertanyaan polosnya.

"Tentu saja, maka dari itu kamu harus membujuk paman Varold agar Eileen bisa ikut bersama kita!"

Dengan memukul dada kiri serta dagu terangkat tinggi, Stevie menatap ayahnya, "Serahkan padaku." Ucapnya penuh keyakinan.

Raja Saunder mengusap kepala putrinya bangga.

"Oh, di mana Nyx?" Raja Saunder menyerit saat tak melihat sosok anak lelakinya.

"Tadi bermain dengan Kev Ayah!" Raja Ramos mengangguk. Kini ayah dan anak itu kembali mengganggu bayi Eileen.

Eileen yang sudah sangat kesal akhirnya mulai merengek. Raja Ramos dan Putri Stevie sepertinya tidak akan melepaskannya. Ingin tidur pun selalu di ganggu. Sepertinya hanya menangis yang cara yang bisa Eileen lakukan.

"Oek.... Oek.... Oek...."

Benar saja kedua orang itu nampak panik.

'Haha kena kalian, ayo pergi... Pergi' Racau Eileen.

Namun harapan Eileen tidak terkabul dengan mudah. Ratu Adeline yang sedari awal memperhatikan langsung merebut tubuh mungil Eileen berusaha menenangkannya.

'Huaa bukan ini yang aku inginkan!' Ucapnya kesal dan suara bayinya semakin keras.

"Oek... Oek... Oek...."

"Kenapa semakin keras?" Raja Ramos panik.

Tak lama pintu terbuka. Nampak Varold dengan wajah datar andalannya, di sana juga ada Olive dan beberapa pelayan yang menatap khawatir.

"Kenapa?" Tanya Varold.

"Tidak tahu, dia tiba-tiba menangis,"

"Mungkin dia mengantuk," Ucap Ratu Adeline sambil menyerahkan Eileen pada Duchess Olive. Seketika tangis membahana Eileen berangsur reda.

Varold menghembuskan nafas lega, sejujurnya sejak sepupunya itu memonopoli Eileen, Varold sudah cemas. Ingin melarang tapi tak sopan. Meski mereka kerabat namun tetap saja kedudukan sepupunya jauh ada di atas.

"Padahal aku masih ingin bermain," Ucap Stevie sedih.

"Tenang saja kita masih lama tinggal di sini."  Stevie bersorak senang.

"Berapa lama kalian di sini?" Tanya Varold gusar.

"Satu minggu mungkin??" Raja Ramos melenggang melewati Varold yang melotot kaget.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang