26. Penjilat

30.1K 4.8K 164
                                    


Di Nappolen seorang anak yang telah memasuki usia 10 tahun akan melakukan upacara pemberkatan nama. Tak perduli ia seorang bangsawan atau rakyat biasa, laki-laki maupun perempuan, semua akan berkumpul di Kuil Agung. Seseorang yang telah melakukan pemberkatan nama, maka ia telah sah menjadi penduduk Kerajaan Nappolen.

Dan tahun ini Kevland akan melakukan upacara itu.

"Tidak ada yang tertinggal?" Tanya Varold memastikan.

Kevland menggeleng.

"Ayo pergi, Aston akan menyusul dari tempat pelatihan." Ajak Varold.

Dalam kereta kuda, Eileen duduk berdampingan dengan Varold dan berhadapan dengan Cleon, sedangkan Kevland duduk disamping Cleon dan berhadapan dengan Varold.

Eileen dan Cleon asik berbincang, sesekali mereka mengomentari apa yang mereka lihat.

"Apa Pangeran Jereon juga akan hadir?" Tanya Cleon.

"Dia seumuran dengan Kakak Kev kita, tentu saja akan hadir!" Jawab Eileen, "Mengapa bertanya begitu?"

Cleon mendengus, "Aku tidak menyukainya!" Seru Cleon malas.

Nyaris saja tawa Eileen pecah. "Kenapa kamu tidak menyukainya?" Tanya Eileen setelah mati-matian menahan tawa.

"Tidak tahu yang jelas aku tidak menyukainya! Dan satu lagi, dia menyebalkan"

"Cleon jaga ucapanmu, kau bisa dihukum karena berkata buruk tentang kekuarga kerajaan," Tegur Varold.

"Maaf Ayahanda," Ucap Cleon dengan kepala tertunduk.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di Kuil Agung. Di sana juga sudah ada Aston yang menyambut mereka dengan senyuman.

Begitu melihat Eileen akan turun, anak laki-laki berusia 13 tahun itu sigap membantu Eileen.

"Terimakasih," Ucap Eileen tulus.

"Sama-sama."

Manik Heterochomia Eileen memindai sekeliling. "Masih sama," Katanya kemudian.

Aston menatap heran adiknya, "Memang apa kau harapkan berubah dari Kuil Agung?" Eileen menoleh lalu terkekeh, "Maksudku masih sama seperti 3 tahun lalu, begitu banyak orang,"

Aston mengangguk membenarkan, "Mau bagaimana lagi, semua anak berusia 10 tahun di Nappolen datang kesini, beruntung Kuil ini besar."

Lalu mereka melihat banyak orang yang berlalu lalang, semua anak yang akan mengikuti upacara pemberkatan nama memakai pakaian senada meski dengan model berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu mereka melihat banyak orang yang berlalu lalang, semua anak yang akan mengikuti upacara pemberkatan nama memakai pakaian senada meski dengan model berbeda. Pihak Kuil Agung memang memberi kain yang harus di jahit pada setiap anak. Tujuannya untuk menghilangkan kesenjangan sosial. Bisa dibayangkan jika pihak Kuil Agung tidak melakukan ini, para bangsawan akan memberi anak mereka pakaian semewah mungkin berbanding terbalik dengan rakyat biasa, sedangkan tujuan mereka datang sama, yaitu mendapat doa dan berkah.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang