41. Fakta Baru

24.8K 4.1K 520
                                    

'Maisha?'

"Selamat pagi Lady Eileen." Sapa gadis bersurai hijau itu lembut.

"Oh se-selamat pagi juga Lady Phoebe." Balas Eileen sedikit linglung. Jujur saja ia agak heran mendengar Maisha memanggil nama depannya.

'Sejak kapan dia seakrab itu denganku hingga memanggil nama depan?'

"Ahh Lady pasti binggung melihat aku disini. sejak kemarin aku sudah tinggal di kamar ini, ya Lady tahu sendiri tentang statusku."

Eileen tersenyum, ia berusaha bersikap setenang mungkin padahal ia sedang meruntuki siapapun yang mengatur kamar untuk Maisha. Kamar Eileen nomor 585, kenapa Maisha harus menempati kamar nomor 586? Mengapa tidak kamar 587 keatas? Sistem penempatan kamar di Akademi adalah semakin tinggi status seseorang maka ia akan mendapat kamar dengan nomor besar juga.

"Tentu saja saya tahu, Lady Phoebe benar-benar menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini." Kata Eileen sedikit menyindir yang sayangnya tak disadari Maisha.

"Lady bagaimana jika kita pergi bersama? Itu jika Lady tidak keberatan pergi bersama orang sepertiku."

Eileen sedikit mengerutkan dahi namun dengan cepat gadis bersurai seputih salju itu menormalkan wajahnya.

"Apa maksud Lady Phobe? Tentu saja saya tidak keberatan sama sekali." Balas Eileen ringan.

Ekspresi wajah Maisha cerah seketika, ia menatap Eileen dengan binar di matanya.

"Sukurlah jika begitu, aku harap kita bisa berteman baik kedepannya."

Eileen terkekeh pelan, "Saya sangat berharap akan hal itu, tapi saya takut itu akan menimbulkan kecemburuan sosial Lady." Katanya dengan memasang raut bersalah.

Mendengar itu raut Maisha berubah sendu, "Apa Lady takut di tindas? Tenang saja aku akan melindungimu."

Detik itu juga Eileen nyaris memutar bola matanya.

'Bullshit! Orang yang sering ditindas tiba-tiba ingin melindungi orang lain? Lelucon macam apa ini?'

"Mana mungkin saya berani merepotkan Lady?" Wajah Eileen terlihat kaget dengan tangan menutup mulutnya lalu menggeleng. "Saya tidak sepenting itu Lady."

"Lady kamu bergurau? Ahh sudahlah, mungkin kamu masih canggung denganku apalagi saya dengar Lady tidak memiliki teman wanita apa kabar itu benar?"

"Saya memang lebih nyaman seperti ini Lady." Tukas Eileen tersenyum kecut.

"Maaf, tidak seharusnya aku membahas ini. Kalo begitu bagaimana jika kita pergi sekarang? Hari sudah mulai siang." Ajak Maisha pada akhirnya.

"Tentu." Setelah itu keduanya mengunci pintu kamar masing-masing.

"Kau yakin ingin pergi dengannya? Jangan bodoh Eileen!!" Cerca Fred yang tak terima Eileen mengiyakan tawaran Maisha begitu saja.

"Eileeen!!" Pekik roh pria itu melihat Eileen yang tak mendengarnya bahkan kini berjalan bersisian dengan Maisha.

"Gadis bodoh ini!!"

"Ck diamlah Fred!" Sertak Irene.

"Terserah!" Fred melengoskan wajahnya.

Begitu akan menuruni tangga, tiba-tiba langkah Eileen terhenti membuat Maisha juga ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa Lady?" Tanya Maisha.

Eileen tak menyahut, gadis bermanik Heterochromia itu sibuk mengecek barang bawaannya. Setelah selesai ia menatap Maisha dengan raut menyesal.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang