46. Back to Home

27.7K 4.4K 339
                                    


"Hahahaha." Tiba-tiba tawa Eileen pecah.

"Apa yang kamu tertawakan?" Tanya heran Rouvin yang ada di sampingnya.

"Hanya teringat sesuatu yang lucu hehehe." Elak Eileen tersenyum canggung.

Saat ini seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 3 sedang berkumpul di lapangan, hari ini adalah hari terakhiri ujian.

Eileen melirik ke arah kanan, tempat di mana Maisha berdiri. Penampilan Maisha hari ini terlihat begitu menyedihkan, wajah yang pucat dan kuyu serta lingkar hitam menghiasi mata dan jangan lupakan tubuh kurusnya hingga Eileen berpikir ditubuh itu tidak terdapat daging, saking kurusnya.

Tapi selain itu ada hal yang lebih membuat Eileen bahagia. Para bangsawan seolah enggan berdekatan dengannya. Maisha seperti di asingkan dari ratusan siswa di lapangan.

Dan untuk serbuk pesonanya sudah di hilangkan. Setelah kejadian Maisha menyalah gunakan pemberian Pangeran Chiron, pihak Akademi mengundang Pangeran Tayron itu. Lalu dengan murah hati, Chiron memberi sebuk pembersih. Sejak kejadian itu, dikabarkan hubungan Maisha dan Chiron jadi merenggang.

Tentu saja Chiron malu oleh perilaku sepupunya itu.

"Untuk kelas 1 ujian kali ini adalah ujian pertahanan. Kalian akan aku masukan kedalam ruang dimensi, setelah itu kalian harus memasuki sebuah ruangan. 100 orang pertama yang sampai di lantai 15, merekalah yang lulus ujian. Maka berhati-hatilah, aturan tidak berlaku di sana, kalian boleh saling menyerang, baik dengan fisik maupun sihir. Juga hati-hati dengan rintangan di beberapa lantai."

"Apa kalian siap?!"

"Siap."

"Kalo begitu tutup mata kalian." Serempak seluruh siswa kelas 1 menutu mata.

"Sekarang buka. Semoga berhasil anak-anak."

Eileen membuka mata dan seketika matanya membelak melihat pemandangan sekitarnya.

"Apa ini..... Di Kerajaan Carsten?" Tanya ragu Eileen.

"Gurun pasir. Seharusnya iya, tapi aku merasa asing dengan tempat ini." Imbuh Rouvin.

"Ini adalah dunia dimensi." Ujar Kaysen yang tanpa Eileen sadari pria itu sudah berdiri di sampingnnya.

Eileen mendengus lalu memalingkan wajah membuat Kaysen menghembuskan nafas lelah.

1 bulan ini Kaysen berusaha mendekati Eilee yang sayangnya selalu di abaikan gadis pemilik manik Heterochromia itu.

"Baiklah, jadi dimana ruang ujian kita."

Pandangan ketiganya mengedar, tempat ini hanyalah sebuah ruang kosong dengan sebuah Piramida sebagai pusatnya.

Seakan mengerti satu sama lain, tanpa komando ketiganya segera berlari menuju Piramida itu.

Sebagian siswa nampak kebingungan, sedangkan sebagianya langsung tanggap mengikuti.

Lantai 1 hingga 4 semua lancar tanpa hambatan. Tapi begitu memasuki lantai 5,

"Ahhh." Pekik Eileen keras.

Langkah Kaysen dan Rouvin terhenti dan begitu berbalik mereka melihat sebelah kaki Eileen seolah terserap oleh lantai berpasir itu.

"Eileen!"

"Eileen!"

"Kalian pergilah." Katanya sambil berusaha menarik kakinya keluar.

"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu disaat seperti ini?!" Sertak Rouvin lalu berlari menghampiri Eileen.

Tak berapa lama 5 siswa berdatangan.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang