45. Menjadi Pemeran Utama

27.2K 4.5K 373
                                    


"Eileen kamu tidak papa?" Tanya Kevland khawatir.

Eileen tersenyum, "Aku tidak papa."

"Stttt!" Ringisan seketika keluar begitu Kevland menyentuh bahunya.

"Kenapa? Apa sakit?" Ujar Kevland panik.

"Ti... Maksudku hanya sedikit ngilu, tapi Kakak tenang saja sebentar lagi akan sembuh." Katanya tersenyum menenangkan.

Kenyataannya memang tidak sakit, Kevland menyentuh tepat di mana Maisha menyentuhnya tadi. Awalnya Eileen ingin memberi tahu Kevland jangan menyentuhnya disana. Ia tidak ingin tangan Kevland ikut kotor, tapi Eileen pikir akan lebih seru jika memperkeruh suasana.

Dan benar saja, rahang Kevland langsung mengeras dan matanya menyorot Eileen sendu.

"Maafkan aku." Katanya lirih.

"Maaf untuk?"

"Maaf karena saat itu tidak mempercayaimu."

Eileen nyaris memutar bola matanya, jujur saja ia masih sakit oleh sikap Kevland.

"Kenapa baru sekarang minta maaf?! Kemana kamu saat Eileen sendiri?!"
Mana janjimu yang akan menjaga Eileen?! Kau bahkan membuat Eileen sedih! Membuat Eileen kecewa! Kau diam saat Eileen dihina dan direndahkan! Dimana otak cerdasmu?! Bukankah kau ini pintar?! Kau bahkan membiarkan ular itu duduk di tempat Eileen! Kau tidak tahu bagaimana usaha Eileen membuatmu terlepas dari jeratan ular itu! Kenapa kau baru datang setelah semuanya terungkap?!!" Cerocos Fred panjang lebar.

Eileen menatap roh itu kaget. Fred memang cerewet, tapi baru kali ini Fred mengomel sepanjang ini.

"Eileen, kamu mau memaafkanku kan? Aku janji ini akan menjadi hal pertama dan terakhir. Aku menyesal." Ucap Kevland.

"Aku juga menyesal Eileen, maaf aku sudah membentakmu, maafkan aku tidak bisa melihat kebohongan wanita itu, aku benar-benar menyesal," Timpal Jereon.

"Maafkan aku juga, aku sebagai Ketua dewan bahkan tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Aku merasa gagal, aku merasa tidak cocok dengan jabatanku." Imbuh Nyx.

"Eileen, kamu mau memaafkan kami kan? Aku akan melakukan apapun asalkan kamu memaafkan kami, khususnya aku." Tukas Jereon. Tangannya terulur hendak meraih tangan Eileen yang dengan cepat di tepis oleh Kevland.

Jereon terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-kata itu segera ia telan kembali dan akhirnya hanya melirik Kevland tajam melalui sudut mata.

"Sudah?" Tanya Eileen menaikan alisnya. Seperti anak ayam yang takut di tinggal induk, ketiganya mengangguk kompak.

"Jujur saja aku masih kecewa, apalagi pada Kak Kev...."

Mendengar itu Kevland semakin menunduk dalam. "Maaf." Lirihnya.

"Aku akan memaafkan kalian." Serentak ketiganya menatap Eileen senang.

"Tapi tidak sekarang." Lagi-lagi wajah mereka langsung kusut secara bersamaan.

"Astaga, kenapa mereka lucu sekali?" Ucap gemas Irene.

"Lucu apanya?! Ini namanya tidak tahu diri!" Timpal Fred.

"Mulutmu memang beracun Fred!"

"Baguslah! Maka kau adalah roh terhormat karena sering mendengar mulut beracun ini."

"Dan Eileen, kau manusia terhormat pertama." Kata Fred terdengar angkuh.

Eileen mendelik, jika tidak ada ketiga remaja ini, mungkin ia sudah membalas lebih kejam mulut beracun Fred.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang