30. Sepenggal Kisah

29.1K 4.7K 235
                                    


"Gene, kirim ini ke Istana." Varold menyerahkan setumpuk dokumen.

"Baik Mi Lord."

Selepas kepergian Gene, pria bersurai putih itu merenggangkan tubuhnya. Perkerjaannya telah selesai, namun ia sama sekali tak berniat beranjak dari duduknya.

"Hah," Helaan nafas berat keluar dari bibirnya. Pikirannya berkelana, memikirkan bagaimana kehidupannya kelak tanpa anak-anak di sisinya.

1 bulan sudah sejak kepergian Kevland ke Akademi. Lalu 2 tahun lagi Eileen akan menyusul dan 1 tahun setelahnya Cleon pun akan pergi.

Memikirkannya saja Varold sudah merasa sangat kesepian. Mereka akan belajar di Akademi selama 5 tahun dan begitu kembali, mereka sudah bukan lagi anak-anak.

Tok! Tok! Tok!

Seketika Varold langsung menegakkan tubuh.

"Masuk!"

Tak lama, sesosok gadis kecil bersurai serupa dengannya juga mata dengan manik Heterochomia muncul dari balik pintu. Gadis kecil itu tersenyum ceria sambil membawa piring di tangannya.

"Salam Ayah, apakah Ayahanda sedang sibuk?" Tanyanya imut.

"Tidak, kemarilah."

Eileen melangkah riang menuju Sang
Ayah lalu meletakkan piring di meja.

"Apa itu?"

"Ini adalah Cookies Ayah! Lihatlah,"
Eileen mengambil 1 Cookies kemudian membelahnya menjadi 2. Seketika air liur Varold serasa akan menetes melihat bagaimana coklat di dalamnya melumer.

 Seketika air liur Varold serasa akan menetes melihat bagaimana coklat di dalamnya melumer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buka mulut Ayah." Ujar Eileen yang ingin menyuapi Ayahnya.

Varold mengangkat sebelah alis, tapi meski begitu ia tetap membuka sedikit bibirnya.

"Lebih lebar."

Lagi-lagi pria itu hanya melebarkan sedikit bibirnya. Dengan gemas, Eileen sedikit menjejalkan Cookies ke mulut Sang Ayah.

"Hahahaha." Tawa Eileen pecah melihat Varold belepotan oleh coklat.

"Eileen!" Serunya tajam namun tak urung tetap mengunyah.

"Bagaimana rasanya?"

"Lumayan."

Eileen berdecak sebal. Kemudian ia berjalan ke belakang Varold. Tanpa diminta, ia langsung memijat pundak Ayahnya.

Varold memejamkan mata. Pundaknya memang sedang pegal karena terlalu lama duduk.

"Tadinya jika Cookies buatanku enak aku akan mengirimkannya untuk Kak Aston dan Kak Kev," Dengan manja Eileen memeluk Varold dari belakang. Tangannya mengalung di leher Sang Ayah dan dagu bersandar nyaman di pundak kokohnya.

"Apapun yang kau beri aku yakin mereka akan suka." Satu tangan Varold mengusap sayang kepala Putrinya itu, sedangakan tangan lainnya memegang tangan mungil Eileen yang tengah bergelayun manja.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang