51. Sebuah Barrier

7.5K 1.2K 39
                                    


Ramein ya guys biar semangat update nya 😃.

Happy reading all.

***

Tak terasa waktu telah menunjukan tengah hari dan kini Eileen sudah sampai di Akademi Aerum namun, meski begitu gadis bersurai seputih salju masih diam bahkan setelah kereta kuda berhenti.

Tok! Tok! Tok!

"Lady kita sudah sampai."

Tak kunjung mendapat balasan dahi Lovis sedikit mengerut.

'Apa Lady tertidur?'

Begitulah pikirnya.

Tok! Tok! Tok!

"Lady kita sudah sampai." Ujarnya kembali.

"Ya aku tahu."

Sedangkan di dalam kereta kuda Eileen menghela nafas.

"Kenapa tidak segera turun?" Irene bertanya keheranan.

"Hanya menyiapkan diri dulu sebelum bertemu para tokoh lain."

Setelah dirasa siap, gadis bersurai seputih salju itu bangkit lalu membuka pintu. Baru saja ia akan melangkah namun langsung urung melihat sesuatu yang menarik tertangkap atensinya.

Di seberang sana, Eileen melihat Mindy keluar dari kereta kuda dengan kepala terangkat angkuh lalu disusul Maisha yang menatap datar saudaranya itu.

Terlihat familiar meski tak begitu sama.

"Bawakan koperku!" Titah Mindy pada Maisha kemudian berbalik meninggalkan Maisha begitu saja. Namun, langkahnya terhenti begitu Maisha meraih pergelangan tangan Mindy.

Mindy menatap Maisha dengan alis terangkat setelah sebelumnya menghempaskan tangan Maisha.

"Kamu memerintahku?" Tanya Maisha.

"Kenapa? Tidak mau?" Tantang Mindy tak mau kalah.

Maisha terkekeh pelan, "Kenapa aku harus patuh?" Kemudian ia melenggang begitu saja dengan dagu terangkat angkuh.

"Bawakan koperku." Titahnya yang langsung dipatuhi seorang prajurit.

"Kurang ajar! Kembali kau Maisha!" Teriak Mindy dan bersiap mengejar adik tirinya itu.

Max yang baru turun dari kereta kuda yang lain langsung menahan Mindy.

"Lepaskan aku! Biar aku hajar anak Haram itu! Berani-beraninya dia bersikap seperti itu padaku!" Katanya seraya memberontak dari dekapan Max yang menahannya.

"Tenang Mindy, tenang."

"Aku tidak bisa tenang sebelum membalas anak haram itu!"

"Kamu bisa membalasnya tapi bukan sekarang! Lihat sekelilingmu!" Barulah setelah itu Mindy menjadi lebih tenang.

Mindy menatap sekeliling dan hampir semua orang menatap kearahnya. Meski mereka hanya prajurit dan ksatria karena akademi hanya memperbolehkan para muridnya menaiki kereta kuda sampai 10 meter sebelum pintu masuk mencegah terjadinya kerumunan tidak penting lalu, jika barang bawaan mereka terlalu berat atau mereka tidak mau membawa barang mereka bisa menyuruh salah satu prajurit atau ksatria keluarga mereka membawanya hingga kamar dan sisanya menunggu di tempat.

Meski begitu Mindy tetap merasa malu bagaimanapun mereka tetap bagian dari keluarga bangsawan. Belum lagi ada beberapa bangsawan tinggat rendah yang memilih bekerja pada bangsawan dengan pangkat lebih tinggi untuk mengangkat keluarganya.

Mindy menghela nafas selama di akademi ini ia memang sering merundung Maisha namun, semuanya ia lakukan dengan elegant bahkan terkadang meminjam tangan orang lain dan ia hanya menjadi penonton.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang