44. Hukuman

25.7K 4.7K 397
                                    

"Irene, berapa lama serbuk itu berfungsi?"

"Jika serbuk biasa hanya 3 bulan, tapi tidak tahu yang Maisha pakai, apalagi ini hasil dari penelitian Pangeran Chiron, pasti akan lebih lama.

"Aku heran kenapa Chiron memberi Maisha serbuk seperti ini."

Irene mengendik, "Pangeran Chiron tahu Maisha sering mendapat perlakuan buruk, maka dia memberi Maisha serbuk itu untuk membuat orang-orang lebih menghargai dan menghormatinya, tapi Maisha malah menggunakannya untuk tujuannya sendiri."

"Menghargai dan menghormatinya?"

"Sebenarnya tujuan awal membuatan serbuk pesona adalah untuk meningkatkan wibawa seseorang, hanya saja, para wanita di casino menggunakannya dalam batas tidak wajar, menjadikan serbuk itu memiliki kesan negatif di masyarakat. Seperti rumusnya, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, bahkan yang baik pun bisa jadi berefek buruk."

"Ternyata banyak hal yang belum aku ketahui." Tukas Eileen.

"Ayo kita ke Perpustakaan."

"Untuk apa?" Tanya Fred.

"Siapa tahu ada ramuan yang membuatnya tidak berfungsi. Bukankah akan lebih menyenangkan ketika orang-orang mengetahui Maisha memakai serbuk pesona tapi nyatanya serbuk itu sudah tidak berfungsi?"

"Eileen, kenapa kamu bisa selicik ini?"
Kekeh Irene.

Eileen tersenyum sinis, "Kita harus licik sekaligus cerdik, jika tidak maka aku yang akan di tindas."

Fred tersenyum puas, "Kau benar, apapun itu aku akan selalu mendukungmu."

Selama Eileen melangkah, banyak mata yang melihat tak suka padanya. Eileen mendengus, ia harus bertahan dengan situasi ini, begitu saatnya tiba-tiba ia bisa dengan mudah membalikkan keadaan.

Namun sesuatu hal diluar dugaan terjadi.

Byurr!

"Kurang ajar!" Seru Fred.

Eileen terdiam, ia melihat genangan air di bawah kakinya. Lalu melirik ke atas dan menampaki gelembung berisi air tepat di atas kepalanya.

"Bagaimana dia melakukan itu?"

"Tidak tahu."

"Biarkan aku memberi mereka pelajaran Eileen." Ucap Irene.

"Silahkan."

Setelahnya Eileen lanjut melangkah bersama Fred, membiarkan Irene mengurus semuanya.

"Terimakasih melindungiku Fred."

"Sudah menjadi tugasku."

Eileen tersenyum, mungkin jika Fred tidak siaga memasang perisai dirinya sudah basah kuyup.

"Aku tidak menyangka ada yang berani menyerangku."

"Kau harus lebih hati-hati Eileen, kau terlalu ceroboh!"

"Ya Aku mengerti."

Bruk!
Prang!

"Astaga! Aku baru memperingatkanmu dan lihat apa yang terjadi?" Cibir Fred dengan tangan bersidekap dada.

"Maafkan aku." Ujar Eileen.

Orang itu mendengus, lalu mengambil pedangnya yang terjatuh.

"Lain kali hati-hati." Balasnya dan melewati Eileen.

"Kenapa hari ini begitu sial." Keluh Eileen.

"Maxton!"

"Hah?"

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang