36. Karena Mereka Teman Sekelas

26.5K 4.4K 324
                                    

Suara dedaunan yang saling bergesekan terdengar merdu tak kala angin meniupnya. Langit malam yang cerah ditambah ribuan bintang menggantung membuat suasana malam terasa begitu menyenangkan.

Eileen. Gadis pemilik manik Heterochromia itu menghela nafas. Sudah larut malam tapi matanya seolah enggan menutup.

Pikirannya berkelana pada kejadian siang tadi. Perkataan Jereon membuatnya berfikir keras. Tentang Kerajaan Saunder mungkin saja terlibat.

"Jika Kerajaan Saunder terlibat, bukankah sangat aneh Miss Kalandra berteman dengan Ayah? Bahkan ia menawarkan diri menjadi guru sihirku."

"Jadi menurutmu Kerajaan Saunder tidak terlibat?" Tanya Fred.

"Ya. Bagaimanapun juga kelompok itu membunuh seluruh keluarganya. Akan lebih masuk akal jika Miss Kalandra memusuhi kami dan buku ini juga mengatakan Raja Evzen membunuh ketua kelompok itu kan?"

"Bagaimana dengan Nappolen? Jujur saja aku sedikit curiga Pangeran Jereon tiba-tiba membahas ini." Ujar Irene.

"Entahlah, besok setelah pulang sekolah aku akan bertanya pada Miss Kalandra. Setidaknya aku sedikit tenang karena Saunder bukan dibalik kematian ibuku."

"Lalu Pangeran Rouvin?"

"Masih harus diselidiki." Fred dan Irene mengangguk.

"Fred mulai besok coba kau ikuti Rouvin, dan Irene kau ikuti Jereon.

"Baik."

"Baik."

••••••••••••••

"Cukup hari ini, untuk pertemuan selanjutnya kita akan praktik." Ucap Drew.

"Baik Master."

"Ini adalah praktik kelompok. Setiap kelompok harus membuat pertunjukan dengan elemen milik mereka dan praktik nya akan dilakukan di lapangan."

"Master yang benar saja."

"Bagaimana jika gagal, aku tidak mau!"

"Benar Master itu sangat memalukan."

"Benar itu Master."

"Iya Master!"

Drew mengangkat tangan membuat kelas kembali hening.

"Praktik sihir diluar ruangan untuk mencegah hal tidak di inginkan. Bagaimana setuju?"

Drew tersenyum melihat mereka semua diam.

"Ada pertanyaan?"

"Ya Lady Arlite?"

"Bagaimana pembagian kelompoknya?" Tanya Arlite.

"Karena di kelas ini ada 24 murid jadi setiap kelompok berisi 2 murid. Baris pertama dengan kedua, tiga dan empat, lima dan enam."

"Ada pertanyaan lagi?"

"Jika tidak sampai jumpa minggu depan."

Setelah Drew keluar murid kelas 1 A mulai mendiskusikan praktik dengan teman kelompok mereka.

Eileen diam, ia menatap punggung Rouvin. 'Haruskah aku yang mulai?'

Lalu atensinya tertuju pada Kaysen yang juga tengah berdiskusi. Menghela nafas akhirnya menopang dagu. Ia tak seberani itu untuk mendekati Rouvin lebih dulu. Jika begini terus habislah sudah nilainya.

Tanpa diduga tiba-tiba Rouvin membalikan tubuhnya membuat manik kuning itu bersitatap dengan manik Heterochromia Eileen.

"Pulang sekolah temui aku di taman utama."

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang