[37] Diantara dua pilihan

256 26 9
                                    

Dalam sunyinya suasana malam di sebuah mansion mewah, dentingan sendok terdengar di sebuah ruang makan yang di desain bak sebuah ruang makan hotel bintang lima.

Makan malam sedang berlangsung dengan berbagai hidangan mewah dan lezat. Ketiga orang yang menikmati santapan mereka itupun tak ada yang mengeluarkan suara. Mereka sibuk menghabiskan hidangan yang tersaji di piring mereka, sampai salah seorang bertuxedo dengan earpiece di telinganya datang menghadap sang pemilik mansion tersebut.

"Selamat malam, tuan. Maaf saya mengganggu waktu anda." Ujarnya.

Xaphire meletakkan sendok dan garpunya lalu meneguk air mineral dari gelas yang tersedia. "Ada hal penting yang ingin kamu sampaikan?" Tanyanya pada Rafael, tangan kanannya.

"Saya mendapat kabar bahwa nona Valerie dilarikan ke rumah sakit di daerah Bogor, tuan."

Christian yang sedang asik mengunyah daging steaknya itu spontan menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah Rafael. "Rumah sakit? Kenapa?" Tanyanya khawatir.

Rafael menghadap Christian. "Benar, tuan. Nona Valerie sudah dua kali pingsan dalam acara perkemahannya hari ini. Setelah mencari salah satu temannya yang hilang di dalam hutan, nona Valerie tiba-tiba jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat."

Christian mengusap wajahnya. Lagi-lagi, adiknya kembali masuk ke rumah sakit. Dalam kurun waktu satu bulan lebih, cewek itu sudah tiga kali masuk rumah sakit. Ya Tuhan. Sebenarnya, apa yang terjadi pada adik satu satunya itu?

"Lalu, gimana kondisi Valerie sekarang? Dia ada di rumah sakit mana?" Tanya Tamara.

"Nona Valerie dilarikan ke rumah sakit Mitra Medika di daerah Bogor, nyonya. Tapi maaf. Sampai saat ini, saya belum mengetahui kondisi nona Valerie karena nona Valerie masih ditangani di ruang IGD, nyonya." Jelas Rafael.

Xaphire menghela napas panjang. "Kalau begitu, kamu terus pantau kondisinya. Pastikan gadis itu tidak berulah lagi."

"Pah, Valerie sakit, loh. Papa nggak mau kesana?" Tanya Christian.

Xaphire kembali menenggak air mineral dari gelasnya. "Kenapa papa harus kesana?"

"Valerie udah tiga kali masuk rumah sakit dalam waktu satu bulan. Kemarin, waktu dia masuk rumah sakit, papa nggak jenguk dia. Waktu dia operasi pun papa nggak kesana buat nemenin dia. Sekarang papa juga nggak mau kesana untuk ngeliat kondisi anak papa sendiri?"

"Christian.." Tamara memandang Christian dengan tatapan yang mengisyaratkan agar Christian tidak melanjutkan pembicaraannya. Ia tak mau jika Xaphire sampai terbawa emosi, dan kembali bersikap dingin pada anak tirinya itu.

Christian sadar akan arti tatapan Tamara. Namun, ia tak memedulikannya. Ia justru malah melanjutkan ucapannya. "Kemarin, waktu papa nyuruh bodyguard untuk maksa Valerie keluar dari rs, Valerie keliatan sedih banget, pa. Papa tau? Saking seringnya papa abaikan dia, dia sampe nggak pernah mengharapkan apapun lagi dari papa."

"Bukankah sejak dulu dia begitu? Dia tidak pernah menghormati papa sebagai orang tuanya."

"Itu karena papa nggak pernah memberi dia perlakuan sebagai seorang ayah." Ucapan Christian langsung membuat Xaphire menatap tajam cowok itu.

"Tidak pernah memberi dia perlakuan sebagai seorang ayah, katamu? Kamu pikir, kamu dan Valerie papa hidupi dan cukupi semua kebutuhannya itu tidak berarti apa-apa untuk kalian? Papa bekerja keras, berusaha untuk membuat kalian hidup dengan mudah di dunia yang rumit. Papa memberikan kalian semua fasilitas terbaik di tempat kalian tinggal. Papa selalu memantau kalian meskipun tidak secara langsung. Apa itu tidak berarti apapun untuk kalian?!" Ujar Xaphire setengah meninggi karena terbawa emosi.

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now