[11] Mulai menerima

1.4K 52 2
                                    

WARNING! INI SEDIKIT DEWASA. INGET UMUR, YA.😜
○○○

I don't need words for love. But i need love for every words.
-Agatha Valerie-
○○○

Darel menidurkan Valerie di atas kasur dan meletakkan sling bag Valerie di atas nakas. Valerie masih bisa menyadarkan dirinya. Ia melihat Darel pergi dari kamarnya, lalu kembali dengan dua gelas susu di tangannya.

"Nih, minum dulu."

Valerie bangun dibantu oleh Darel dan meminum segelas susu vanilla yang Darel berikan.

"Kalo mual, bilang." Ujar Darel sambil meletakkan gelas kosong itu di atas meja.

Valerie melirik Darel sekilas. Ia lalu bersandar pada divan, membiarkan Darel meminum segelas susunya.

"Rel."

Darel menatap Valerie. "Hm?"

"Lo kenapa baik banget sama gue?"

Darel menaikkan satu alisnya. Merasa bahwa Valerie akan membicarakan sesuatu yang serius, Darel meletakkan gelasnya dan membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap Valerie.

"Emang baik itu harus ada alesannya?"

Valerie menggeleng. "Gue cuma bingung aja."

Darel bergumam. "Mungkin karena gue pengen?"

Valerie mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya?"

Darel menghela napasnya. "Ta, gue aja nggak tau kenapa gue kayak gini sama lo. Repot-repot bawa lo balik dari club, yang bahkan nggak pernah gue lakuin ke cewek manapun. Gue nggak punya alesan, Ta. Semua gue lakuin spontan sesuai keinginan hati gue sendiri."

Valerie mengalihkan pandangannya sejenak. Apa benar yang Kenya bilang, bahwa Darel memang melakukan semuanya dengan tulus?

 Apa benar yang Kenya bilang, bahwa Darel memang melakukan semuanya dengan tulus?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Darel menggengam tangan Valerie. Yang anehnya, Valerie bahkan tak menolak. Hanya memandang Darel dan tangannya secara bergantian.

"Gue pernah janji sama lo, kalo gue bakalan bikin lo jatuh cinta sama gue. Sebenarnya gue ragu, Ta. Lo terlalu sulit buat di tebak. Gue nggak ngerti apa-apa soal diri lo. Gue nggak yakin bisa ngeluluhin hati lo. Tapi ngeliat lo yang nanggapin gue belakangan ini, gue jadi yakin kalo suatu saat lo pasti mau ngeliat gue. Syukur-syukur lo nerima gue. Gue itu nggak pernah mikir kalo gue bakalan ngejar-ngejar lo kayak gini."

Valerie menghela napasnya. "Kenapa lo nggak pernah ngejauh, padahal gue selalu nolak lo?"

Darel tersenyum. Apa Valerie mulai membuka hati untuknya? "Nyerah itu bukan prinsip gue, Ta. Gue percaya kalo sebenarnya, lo itu nggak cuek sama cowok. Buktinya, lo biasa aja sama gue. Lo itu bukan nolak gue, tapi nolak diri lo dikenal lebih jauh sama orang lain. Sampe sekarang gue masih nggak tau kenapa lo kayak gitu. Tapi gue percaya kalo sebenarnya lo itu butuh seseorang di samping lo selama ini. Lo punya alesan kenapa lo nutup diri dari orang lain, dan dengan alesan yang sama, lo juga butuh seseorang buat ada disisi lo."

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now