[3] Dia lagi

1.9K 79 4
                                    

If you really love someone, show her with your act. Not with your words.
-Darel Miliano Avegas-
○○○

"Va. Lo muaythai hari ini?"

"Hm." Valerie memasukkan buku tulis dan buku paket bahasa Inggrisnya ke dalam tas.

Kenya melapisi wajahnya dengan bedak. "Terus rapat osisnya?"

"Ya tinggal rapat."

"Lah. Lo double job, gitu?!" Ujar Kenya sembari memandang Valerie dengan wajah tak percaya.

"Biasanya juga gitu."

Menggaruk kepalanya yang tak gatal, Kenya lalu meletakkan bedaknya kembali ke dalam tas. "Va, kalo gitu terus, lo bisa sakit, kali. Pasti abis ini lo juga harus les musik,'kan?"

Valerie sempat terdiam sejenak. Mau dirinya sakit atau tidak, ia tidak pernah peduli sama sekali. Valerie sudah terlalu lelah pula untuk memikirkan dirinya sendiri. "Ayo ah, Nya. Ntar telat rapatnya."

Kenya menghela napasnya. Valerie selalu menghindar jika sudah membicarakan soal dirinya sendiri. Valerie itu seperti tidak pernah menjiwai hidupnya. Bukan. Lebih tepatnya, Valerie seperti tidak memiliki jiwa dalam raganya. Apapun yang terjadi pada Valerie, baik itu menyusahkannya atau tidak, Valerie tidak pernah peduli. Bahkan Kenya berani bersumpah. Selama tujuh tahun Kenya menjadi sahabat Valerie, Kenya hampir tidak pernah melihat Valerie tertawa.

"Va, tungguin." Kenya lalu menyusul Valerie yang sudah melewati pintu kelas untuk menuju ruang OSIS.

Kenya dan Valerie berjalan melewati para murid yang masih asik menghabiskan waktunya di koridor. Sekedar bergosip, atau menebar pesona pada para siswa disini.

"Hai Agatha."

Valerie menghentikan langkahnya, memutar bola matanya saat Darel tiba-tiba saja berdiri di hadapannya. Darel menunjukkan senyumnya yang mempesona, sedangkan Valerie tetap memasang tampang datarnya.

"Ta, lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo." Ketus Valerie.

Valerie hendak mengambil langkah meninggalkan Darel. Namun Darel lagi-lagi menghalangi jalannya.

"Buru-buru banget, sih, Ta."

Valerie berdecak sebal. "Udah gue bilang jangan panggil gue Ta."

Darel tersenyum seraya menaikkan satu alisnya. "Terus maunya dipanggil apa? Sayang?"

Kenya cekikikan dibalik punggung Valerie. Begitupula dengan dua teman Darel yang lainnya. Sedangkan Valerie sudah 'ngedumel' sendiri di dalam hatinya. Ia bingung pada Darel. Tak henti-hentinya menggoda perempuan seperti ini. "Minggir lo, ah."

"Yaelah, Ta. Mau kemana, sih? Gue kan kangen."

Valerie berdecih. Benar-benar Darel ini. Selalu saja berhasil memancing emosinya. "Minggir, atau lo mau gue bogem?" Ancam Valerie dengan memberikan tatapan tajamnya pada Darel.

Darel menaikkan kedua alisnya. "Emang berani, Ta?"

"Nggak. Makanya minggir."

Cassiopeia [Slow Update]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant