[22] Penasaran

962 36 3
                                    

Pain means to guide you. Not destroy you.
-Agatha Valerie Cassiopeia-
•••

Di atas ranjang UKS, seorang gadis tampak masih asik memejamkan matanya dengan tenang, padahal beberapa orang yang mengelilingi ranjangnya terlihat sangat khawatir karena mata itu tak kunjung terbuka.

Darel menghembuskan napas keras. "Dok, ini gimana, sih?! Masa dia belum sadar juga? Ini udah hampir 15 menit, dok." Ujar Darel kesal pada seorang dokter wanita yang menangani Valerie.

"Saya,'kan, sudah bilang, demamnya terlalu tinggi. Makanya dia belum sadarkan diri juga." Jawab dokter tersebut.

Darel berdecak kesal. Daripada menanti hal yang tak pasti, lebih baik, Darel membawa Valerie ke rumah sakit.

Baru berniat meletakkan tangannya ke bawah leher Valerie, suara ringisan terdengar dari gadis yang tertidur sejak tadi.

Kenya yang tadinya duduk di ranjang sebelah Valerie pun langsung bangkit mendekat. "Va? Bangun." Ujar Kenya sembari mengusap pelan kepala Valerie.

Perlahan, Valerie membuka matanya. Cewek itu merasa pandangannya benar-benar buram. Ia kembali menutup matanya sejenak, namun pandangannya masih sama. Tak ada yang bisa ia lihat dengan jelas apa yang ada di sekitarnya. Hanya bayangan tabu yang bahkan Valerie tak tau, apa wujud dari bayangan itu.

"Ta?"

Valerie mengenali suara itu. Itu suara Darel. Ia menggenggam tangan yang memegangi tangannya. Wajahnya terlihat panik dan bingung. "Rel?" Panggilnya. Matanya terus berusaha untuk memperbaiki pandangannya.

"Iya, Ta. Ini gue," ujar Darel mengenggam tangan Valerie dengan tangan yang bebas dari genggaman cewek itu.

"Rel? Kok burem?" Tanya Valerie bingung.

Mereka yang ada disana lantas mengerutkan keningnya, ikut bingung. Saling pandang satu sama lain seakan menanyakan apa yang dimaksud oleh Valerie.

"Apa yang burem, Ta?" Tanya Darel lembut.

Valerie memejamkan matanya dan membukanya. Ia melakukan itu beberapa kali seraya menggelengkan kepala sesekali. Namun yang terjadi selanjutnya malah pandangannya menghitam. Tak ada satupun yang bisa ia lihat. "Rel? Kok gelap?"

Dokter yang berjaga itu langsung menghampiri Valerie dan memeriksa cewek itu. Tak ada reaksi apapun dari pupil Valerie. "Kamu bisa lihat cahaya lampu?"

Valerie melakukannya lagi. Memejamkan dan kembali membukanya lagi, kemudian menggeleng.

"Lo beneran nggak bisa lihat apa-apa, Va?" Tanya Kenya mulai khawatir.

Valerie menengokkan kepala, mengikuti arah suara dari sebelah kirinya. "Nggak, Nya."

"Lo tau ini gue?"

Valerie mengangguk. "Suara lo. Gue cuma ikutin asal suara lo."

Dokter itu menghela napasnya kemudian menatap Darel serta yang lainnya. "Saya rasa, ada sesuatu yang salah. Saya tidak bisa memastikan apapun karena tidak tau apa persisnya yang terjadi. Jadi lebih baik, Valerie dibawa ke rumah sakit."

"Saya kenapa, dok? Kenapa nggak ada yang bisa saya lihat?" Tanya Valerie panik. Matanya mulai berair. Ia takut terjadi sesuatu pada penglihatannya.

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now