[20] Ungkapan

1K 45 5
                                    

And if the heart has chosen, you'll not be able to betray it.
-Darel Miliano Avegas-
○○○

Valerie mengikat rambutnya menjadi satu ke belakang. Hal yang sama juga dilakukan oleh Renata yang berdiri di sampingnya.

"Ren. Gelang tiket udah di siapin belum?" Tanya Metta seraya membenarkan letak kaca matanya.

Renata mengangguk. "Udah. Diana sama Rio juga udah stand by."

Valerie berjalan ke box di belakangnya, mengambil name tag panitia bertuliskan nama dirinya lalu mengalungkan name tag itu ke lehernya.

"Jangan kelamaan disini. Satu jam lagi kita buka gerbang." Ujar Valerie sebelum meninggalkan Renata dan Metta.

Metta menghela napasnya. "Sumpah, ya. Gue tuh masih ngantuk banget. Semalem begadang buat ngerjain laporan."

Renata mengalungkan name tag miliknya sebelum menanggapi ucapan Metta. "Ta, nggak cuma lo doang, kok, yang lembur. Jadi, jangan lemes gini dong. Semangat!" Ujar Renata menepuk bahu Metta pelan sebelum meninggalkan ruang OSIS menuju lapangan.

Renata langsung menuju stand bazar milik kelasnya, dimana sudah banyak teman-temannya yang sibuk menata barang jualan mereka.

"Win, gimana? Ada kendala, nggak?" Tanya Renata pada Winda yang sedang merapihkan lipatan kain batik yang akan dijualnya.

"Aman, Ren. Mending lo lanjutin tugas lo, gih. Nanti, kalo Stevan liat lo nganggur, kelar idup lo."

Renata terkekeh kemudian menepuk pelan bahu gadis berambut hitam sepinggang itu. "Sialan lo. Yaudah, gue lanjut dulu, ya. Hwaiting!"

"Hwaiting!" Balas Winda menyemangati Renata.

Renata kemudian melanjutkan jalannya menghampiri Valerie dan kawan-kawannya yang berada di meja regis.

"Kita nggak mungkin mundurin jam buka. Udah banyak yang nunggu di depan." Ujar Stevan begitu Renata tiba dan berdiri di samping Valerie. Wajah Stevan terlihat kesal, entah karena apa.

"Ada apa, Va?"

Valerie menghela napasnya. "Darel belum dateng."

Renata membulatkan matanya. "Terus gimana? Dia,'kan opening, Va?!"

Valerie menaikkan kedua bahunya tanda tak tau. Ia juga bingung. Masalahnya, empat puluh menit lagi mereka akan memulai acara dan Caterpillar lah yang menjadi band openingnya. Caterpillar belum melakukan check sound. Ia sudah meminta Kennan dan Raga untuk menghubungi Darel, namun Darel tak menjawabnya. Valerie yakin sekali, Darel pasti masih bergulung manja di dalam selimutnya.

Entah mengapa tiba-tiba kepala Valerie terasa sakit. Secara otomatis gadis itu menunduk dan meringis kecil seraya memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Lo kenapa, Va?" Tanya Renata yang mendengar ringisan Valerie.

Valerie tak menjawab. Suara Renata terhalang oleh dengingan di telinganya. Ah. Belakangan ini, hal itu sering terjadi.

"Va?"

Valerie mendangak ketika sebuah suara berhasil memasuki gendang telinganya.

"Lo sakit?" Tanya Stevan memerhatikan Valerie lamat-lamat.

"Nggak." Jawab Valerie singkat.

Stevan menghela napasnya. Ia lalu beralih pada anggota OSIS-nya. "Setengah jam lagi kita mulai. Kalo Caterpillar masih belum siap, terpaksa kita switch sama Quadrant. Lima belas menit sebelum mulai, gue minta kalian semua kumpul di lapangan."

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now