[15] Berubah

1.1K 40 2
                                    

The best thing in life is a mirror.
Why?
Cause mirror will never lie.
-Agatha Valerie-
○○○

Valerie menekan tuts piano, memainkan tangga nada terakhir dari partitur yang di bacanya.

Sarah, guru les musiknya tersenyum dan mengusap bahu Valerie begitu cewek itu selesai memainkan pianonya. "I have no idea, why did your father keep ask you to learning."

Valerie menunduk sejenak. "Cause he never trust me."

Sarah tersenyum iba. Dalam hati terus bertanya, mengapa hidup dari murid terbaiknya harus sesedih ini?

"Kamu sudah makan?"

Valerie menggeleng, bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap kaca dari bangunan sekolah musik milik papanya.

Sarah menghela napas dan berdiri di samping Valerie. "Kamu ini kenapa nggak pernah memikirkan diri kamu sendiri, sih? Seharian kamu sekolah, emangnya nggak laper?"

Valerie tersenyum miring. "Karena terlalu sering disibukkin, saya sampe lupa kalo saya masih punya diri yang harus saya jaga."

Sarah menggelengkan kepala, berbalik untuk mengambil kotak bekal dari mejanya, lalu kembali kepada Valerie. "Ini. Makan dulu."

Valerie melirik kotak bekal yang Sarah berikan, lalu menggeleng. Sejujurnya Valerie lapar. Tapi kotak bekal itu bukan miliknya. "Miss juga belum makan,'kan?"

"Saya sudah makan di kantin sebelum mengajar kamu."

Valerie menatap Sarah yang tersenyum padanya.

"Kalau kamu merasa begitu asing pada hidup kamu sendiri, maka saya akan membantu kamu mengenalnya. Kamu punya saya, Valerie. Saya mengerti perasaan kamu. Kamu itu luar biasa. Ayahmu hanya belum mengerti kamu sepenuhnya."

Valerie tersenyum tipis lalu menerima kotak bekal yang diberikan oleh Sarah. "Thank you, miss."

Sarah tersenyum seraya menganggukkan kepala, membiarkan Valerie mengambil posisi duduk dan memakan bekalnya.

Sarah bukan Tiara, guru les vokal Valerie yang tak jauh berbeda dari ayah gadis itu. Sarah berbeda. Sarah itu seperti ibunda bagi Valerie. Sarah baik, pengertian, penyayang, tidak seperti Tiara, ataupun Xaphire.

Sarah adalah wanita yang paling mengerti Valerie. Sarah tau banyak hal mengenai Valerie. Meskipun Valerie sering kali bersikap tegar di hadapannya, namun Sarah tau bahwa sebenarnya Valerie adalah gadis yang sangat rapuh.

Bagi Sarah, Valerie sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Dan karena sikap Sarah, Valerie berani menaruh kepercayaan besar pada wanita itu.

Terkadang Valerie menceritakan suasana hatinya pada Sarah. Memeluk Sarah, layaknya Sarah adalah seorang ibu baginya, walaupun bagi Valerie, tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan sosok ibundanya yang telah tiada, sampai kapanpun. Sarah memang berhasil membuat Valerie nyaman, namun tidak senyaman yang Valerie rasakan saat bersama Queena, ibu kandungnya.

"Setelah ini, kamu mau kemana?"

Valerie menelan makanannya sebelum menjawab pertanyaan Sarah. "Pulang."

Cassiopeia [Slow Update]Where stories live. Discover now