🌼3-Dera dan Pertemuan Pertama

714 79 14
                                    

Setelah secarik kertas itu sampai di rumahnya kemarin sore, niatnya, gadis itu tak mau melakukan hal yang malah memperburuk situasi. Namun, ia justru bangun dengan mata bengkak dan sembab saat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul delapan lebih lima menit! Gawat! Seorang Anya Krisanti biasanya selalu patuh pada alarm, bahkan selama sepuluh hari terakhir, ia selalu patuh pada alarm meski berakhir tidak pergi ke sekolah.

Anya hanya menggosok gigi dan mencuci muka ala kadarnya, lalu kembali memakai seragamnya yang sudah lama hanya ditumpuk di dalam lemari.

Kemarin, tidak, sebenarnya lebih lama lagi, Anya tahu dan sepenuhnya sadar kalau yang ia lakukan akan berakibat sangat-sangat buruk. Setelah neneknya jatuh dari tangga dan dilarikan ke rumah sakit, pikiran gadis itu penuh dengan kekhawatiran.

Saat ia kembali ke rumahnya malam itu, di tengah lampu remang-remang yang baru saja ia nyalakan, matanya memandangi sekumpulan pot-pot yang diisi tanaman berbunga. Kemudian, dia menangis.

Matanya yang berlinang air mata melihat bunga-bunga berwarna-warni yang mekar di sana, sesuatu di dalam pikirannya bertanya, bagaimana jika ia kembali kehilangan sesosok orang yang ia cintai? Gadis itu melemparkan dirinya lebih jauh ke masa lalu.

Bunga-bunga ini dulu dirawat dengan baik oleh dua orang wanita yang ia kenal, dan tentu saja ia cintai. Setahu Anya, toko bunga yang ditempatkan di lantai satu rumah mereka adalah usulan dari Ibunya, sejak awal dibuka, Ibu dan Neneknya yang rajin merawat bunga-bunga di sana. Lima tahun sejak toko bunga dibuka, Ibunya meninggal dunia, saat itu Anya baru berusia sepuluh tahun.

Sepeninggal mendiang Ibunya sampai beberapa menit yang lalu, tinggal seorang wanita saja yang merawat bunga-bunga itu, sendirian. Anya baru berani mengulurkan bantuan-bantuan kecil setelah empat puluh hari peringatan kematian ibunya. Saat melihat bunga-bunga itu, Anya jadi ingin ikut merawatnya, lama-lama ia minta diajari untuk berkebun, selain membantu toko bunga itu agar tetap bergerak.

Neneknya tentu saja tidak mengizinkan anak kecil membawa gunting kebun, bahkan yang ukuran kecil sekali pun. Sebagai gantinya, Anya dapat menyiram dan memupuk tanaman sepengawasan neneknya. Saat umurnya sudah cukup, Ayah Anya berhasil membujuk Nenek agar Nenek mengizinkan Anya menggunakan gunting plastik kecil yang cukup untuk memotong rumput-rumput kecil atau daun yang sudah mati.

Bunga-bunga di toko ini memberikan berbagai macam warna kenangan bagi Anya. Meski begitu, jika ia harus kehilangan Neneknya, ia tidak akan pernah siap. Wanita gemuk berbadan gempal itu sudah bagaikan orang tua baginya, terutama sepeninggal sang ibu.

Malam itu adalah awal mula bagi Anya dalam membuat keputusan. Keputusan yang mengantarnya pada sepuluh hari alfa, secarik surat panggilan orang tua, dan sebuah kalimat yang mengancam beasiwanya.

Kehadiran surat itu seperti menyedot Anya kembali ke realita kalau ia hanyalah seorang murid, seorang pelajar. Apa tugas mereka? Tentu saja, belajar. Namun, Anya malah repot-repot bekerja, mengurusi bunga-bunga dan ... rencananya, ia yang akan melanjutkan sebuah layanan spesial di toko tua itu. Layanan favorit yang mulai dibuka oleh neneknya.

Toko bunga yang diurus oleh mendiang ibu dan neneknya bisa dibilang tidak terlalu ramai awalnya, sampai lima tahun lalu, neneknya menambah satu lagi layanan.

"Bunga untuk pasangan." Begitu ujar neneknya dahulu.

Kedengaran tidak terlalu menarik bukan? Namun, nyatanya, banyak orang yang mampir menggunakan layanan yang dikatakan spesial itu. Di layanan spesial tersebut, selama dalam kurang lebih satu bulan, orang yang menggunakan layanan itu akan datang dan mengobrol bersama neneknya di sebuah ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh Anya.

Sebulan kemudian, mata gadis itu terbelalak saat neneknya muncul dari rumah kaca (yang Anya juga dilarang masuk oleh neneknya) sambil membawa sebuah pot yang penuh kelopak bunga yang tak pernah ia lihat. Kira-kira, lebih dari sepuluh kelopak bunga berwarna-warni telah mekar dengan indah. Bunga itu diberikan kepada pelanggan yang kini datang dengan pasangan mereka.

Blooming Between UsWhere stories live. Discover now