🌼19-Dera dan Memaknai Bunga

261 44 6
                                    

Anya agak terkejut saat Dera menghampiri toko padahal tadi sudah dikatakan kalau tidak ada belajar bersama hari ini karena ia sibuk menerima bunga yang dia pesan untuk pernikahan kakak dari Stella.

"Kenapa datang?" ujar Anya sambil mengangkat kardus berisi bunga.

"Kan aku bilang juga aku bakal bantu biar kamu ada waktu buat belajar nanti, sini!" Tanpa meletakkan tasnya di meja seperti biasa, Dera langsung mengambil alih kardus yang dibawa Anya.

"Hati-hati," kata Anya saat Dera hampir oleng.

"Aku kira bakal berat, ternyata agak enteng, terlanjur terlalu bersemangat tadi pas angkat," ujar Dera sambil masuk ke dalam toko.

Totalnya ada lima kardus berukuran besar  yang ditaruh di lantai kayu toko, Dera melihat ada lima macam bunga di dalam sana sementara Anya mengurus pembayaran di balik punggungnya.

Ada bunga mawar berbagai warna dan ukuran, lalu bunga calla lily, baby's breath, anyelir, dan peony.

"Ah, kak Dera masih ada lima pesanan lagi di depan, bisa tolong ambilkan?"

Oh, masih ada lagi ternyata. "Oke!" kata Dera sambil bergegas ke depan toko, mengangkat lima tas yang sudah ditaruh di pelataran toko.

Tiga kardus berisi bunga-bunga berukuran kecil dan cenderung tinggi, serta mekar di sepanjang tangkainya. Masing-masingnya ada bunga gladiol, snapdragon, dan satu bunga yang Dera tidak mengerti bunga apa itu. Dua tas lainnya cenderung lebih kecil dan berisi gandum kering serta, mungkin, tanaman pakis, pokoknya daunnya kecil-kecil dan banyak.

Dera membawa satu persatu tas masuk bersamaan dengan Anya yang mengantar pegawai toko bunga pesanannya keluar toko, lalu mengambil dua tas yang kecil.

"Kamu pesan banyak banget ternyata," ujar Dera.

"Ah, aku takut bungaku kurang. Lagian memang aku lebihkan sedikit, buat jaga-jaga." Anya membela diri.

"Bunga yang datang hari ini buat bridesmaids, 'kan?"

Anya mengangguk. "Sebagian besar buat bridesmaids, dan harusnya tahan sampai satu minggu lagi. Sebagian kecilnya buat bahan pelengkap bunga untuk mempelai wanita. Yang bunga untuk mempelai wanita bakal aku petik sehari sebelum hari H, biar tetap segar dan kualitasnya bagus."

"Terus, ini mau kita susun sekarang?"

"Eh?" Anya menoleh ke Dera. "Kakak mau bantu?"

Dera mengangguk. "Nggak apa-apa, 'kan?"

Anya tersenyum lebar, matanya berbinar. Tiba-tiba saja tubuh Anya seperti diselimuti aura yang bersemangat, aura yang ... passionate.

"Boleh!" Anya mengangguk. "Aku akan ajari cara susun bunga ke Kak Dera!"

Lelaki itu tersenyum melihat Anya yang bersemangat saat mengobrol tentang bunga. Dera menyambar tangan Anya layaknya dua partner bisnis yang berjabat tangan.

"Mohon bantuannya, Manajer!" ujar Dera tersenyum sangat lebar sampai giginya terlihat.

Walaupun sempat terkejut, Anya akhirnya tersenyum dan mengangguk, mengabaikan pipinya yang terasa hangat dan rasa geli di perutnya.

🌼

Dera dan Anya berdiri berkacak pinggang di depan kaca toko yang besar, Dera tadinya memakai kaos putih lengan pendek dengan celana jin berwarna biru. Atas usulan Anya, Dera sekarang memasukkan kaosnya ke celana dan memperlihatkan ikat pinggang berwarna cokelat, tak lupa, tiba-tiba ia dibekali celemek berwarna hijau gelap dan satu gantungan kartu identitas.

Blooming Between UsWhere stories live. Discover now