Saat bercermin,
Ada yang berubah dalam diri,
Mata itu menyiratkan ketakutan,
Sebagai mana lilin yang kehabisan batang untuk di bakar.
Dahulu, banyak duka dan lara menghampiri,
Namun mata itu tetap lantang menghadapi,
Bagai ada malaikat bersemayam untuk melindungi,
Jiwa dan raga ini untuk tak jadi rapuh kembali.
Jadi, apa yang di takutkan?.
Padahal miliki mailakat yg siap melindungi,
Dalam wujud dia yang membuatmu merasa berarti.
Tapi apakah ketakutan itu tentang dia?,
Yang siap siap hengkang tinggali diri,
Hanya meninggalkan rindu ruai,
Yang tak sempat di obati.
Ntah cerita ini harus berakhir karam,
Atau turun di pelabuhan cari kapal lain yang bisa bawa tenang,
Saat dia pergi kejar apa yang di inginkan.
Namun itu semua masih hanya praduga.
Hanya tuhan yang tau akan berakhir seperti apa.
Jika akhirnya sama dengan yang di sangka.
Maka amor fati menjadi pilihan selanjutnya.
:)
30-03-21 sukorejo
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...
