Ada satu kata,
Yang akan menciptakan diri hilang setengah nyawanya,
Hidup namun linglung tanpa arah,
Menggapai semu yang kian nyata.Langkah baru tak kunjung di ambil,
Hanya diam berjuang mewalan sepiBagai kanvas yang tergambar jelas tentangmu,
Ia tak akan terhapus dengan kepergian yang kau pilih,
Namun itu adalah awal kehancuran lukisan indah yang kau ciptakan,
yang akan hancur berantakan.Hingga semesta iba,
Mengirim utusan yang membuat warnamu kembali indah,
Namun hati selalu bisa memilih untuk siapa dia ada,
Yang berakhir dengan diri tak kunjung rela,
Atas apa yang kau lakukan pada kanvas miliknya.
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...