Di mata malam, bintang-bintang bisu berbisik,
Rindu memeluk langit, mencari makna yang hilang.
Namun hati terjebak dalam labirin diam,
Senja merah jingga, cerita terpendam.Terkadang, kata-kata hanya bayangan kisah,
Seperti petir yang menggelegar tanpa kata.
Dalam detik, rindu menari di bibir angin,
Mencoba bicara, namun terhempas oleh waktu.Dalam senyumnya, ada kepingan rindu yang terkunci,
Dia, bersama yang lain, mengukir kenangan yang abadi.
Sebatas senja, hati mencari jalan keluar,
Namun, rindu hanya bisa memandang dari kejauhan.Seperti angin yang mencium pohon yang tak bisa dicapai,
Rindu melintas, meninggalkan jejak yang terabaikan.
Dalam sepi, puisi ini mencari arti rindu yang terlupakan,
Hanya diam, seperti cinta yang tak tersampaikan.
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...