Cahaya kilat menyambar.
Tapi ntah kenapa gemuruhnya tak terdengar.
Hanya awan-awan yang bergumul tak kunjung diam.
Membuat suasana seakan tiba waktu malam.
Hingga rintik rinai hujan,
Menyapa bumi yang kian kering kerotang.
Menyerebak wangi tanah bercampur hujan.
Menjadi melodi penenang diri yang kesepian.
Sampai langkah kaki berkata,
Bersatu dengan genangan air yang tercipta.
Membiarkan hujan terhempas pada dirinya.
Memeluk diri yang telah menangis iba.
-Lelaki_Rapuh
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...