Di bawah langit biru yang tenang,
Langkah kita melaju, tanpa ragu.
Tapi dalam bayangan yang gelap,
Takdir tragis tersembunyi dalam gugup.
Cinta kita seperti bunga yang mekar,
Namun dalam petir badai, kita hanyut.
Cerita cinta yang penuh getir,
Tragisnya takdir, tak terelakkan terbukti.
Dalam pelukan hangat, kita merasa aman,
Namun kehilangan datang begitu cepat.
Cinta yang tampaknya abadi,
Tragisnya takdir, menghancurkan hati kita.
Kita berharap untuk bahagia selamanya,
Tapi kenyataan bisa pahit seperti racun.
Dalam cerita ini, kita harus akui,
Tragisnya takdir, mengikat kita dalam pelukan.
YOU ARE READING
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...
