Kau hadir melemahkan sauhku yang tertambat di dermaga.
Ibgin kau lepas namun selalu saja aku menolaknya.
Sampai kau terdiam lalu mulai bercerita.
Tentang mereka yang telah pergi mengerungi samudra.
Berjumpa dengan hal-hal indah yang tak pernah kita temui sebelumnya.
Namun, aku menyanggah itu semua.
Menyadarkanmu bahwa banyak di antara mereka,
Kembali dengan luka yang amat nyata.
Tak bahagia seperti yang kamu kira.
Tapi untuk kesekian kalinya.
Lagi,lagi, dan lagi.
Aku kembali membentangakn layar untuk kembali di terpa.
Membiarkan angin membawa aku sebagai nahkodanya.
Dan kamu yang aku genggam di sampingnnya.
Biarlah semua berjalan seperti apa yang dipilih.
Kita telah jelas-jeals memaksa.
Membuat kisah tanpa dukungan semesta dan seisinya.
Yang mungkin akan membawa kita hancur tak bersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi Rapuh
PoetryDalam perjalanan literer ini, diksi rapuh terhampar di halaman-halaman buku, menari di antara reruntuhan makna dan harmoni. Seperti benang halus yang menghubungkan kata-kata, ia membangun citra keindahan yang rapuh di mata semesta. Kelembutan dan ke...
